BELAJAR DARI MARIA

BELAJAR DARI TELADAN MARIA





Sahabat Joshua Ivan Sudrajat, mari kita belajar Tentang Maria Ibu Yesus


Maria, nama seorang perempuan yang ditulis dalam Injil Lukas adalah sosok perempuan biasa. Maria sama dengan banyak perempuan lain. Tidak istimewa apalagi diistimewakan. Kalaupun ada yang membedakan karena Maria adalah salah seorang perempuan muda di antara begitu banyak perempuan yang dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Yesus Kristus.


Maria banyak dipuji, tetapi ia sebenarnya orang yang sangat sederhana. Ini menggambarkan bahwa bagaimanapun sederhananya hidup kita, Tuhan bisa datang kepada kita sebagai milik pusaka-Nya dan Ia sanggup memakai kita sebagai alat kemuliaan-Nya.



BERITA DATANGNYA DARI MALAIKAT


Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. (Lukas 1:26-30)


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Tuhan mengutus malaikat Gabriel untuk membawa kabar sukacita kepada Maria. Tuhan bisa datang kapanpun kepada kita melalui malaikat atau orang-orang di sekitar kita, melalui pasangan, bahkan anak-anak. Karena itu perlu kerendahan hati memperhatikan sekeliling kita dan mendengar apa yang Tuhan mau katakan kepada kita. Kita perlu lebih sering berdoa: “Tuhan berbicaralah kepada saya”


SIAPAKAH YESUS ?


Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah…. dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1:30,33)


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Tuhan Yesus lahir dan hidup sebagai manusia biasa sama seperti kita. Ia bisa merasakan lapar, haus, sedih, gembira, merasakan kesepian dalam kesendirian dan merasa ditinggalkan. Karena itu kita tidak perlu merasa sendirian, karena ada Tuhan Yesus yang bisa merasakan apa yang kita rasakan. Tuhan Yesus juga bisa meredakan badai, sehingga badai hidup apapun yang kita alami sanggup diredakan-Nya. Semua pemerintahan dunia ini ada waktunya untuk berakhir, namun Ia adalah Raja atas Kerajaan yang kekal.


RESPON MARIA


Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Lukas 1:34-38)


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Awalnya Maria merasa ragu dan bertanya: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”, tetapi Malaikat menjelaskan bahwa  “Roh Kudus akan turun atasnya dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungnya; sebab itu anak yang akan dilahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Maria mengalami banyak pergumulan hidup karena situasi yang terjadi tidak sesuai dengan logika. Ia harus hamil oleh Roh Kudus. Anaknya disebut kudus, Anak Allah, namun harus lahir di kandang yang sangat sederhana. Menghadapi situasi-situasi ini Maria memiliki respon yang tepat, yaitu berserah penuh kepada Tuhan. Kita perlu belajar memiliki respon yang sama ketika menghadapi situasi-situasi yang membuat kita berputus asa.


Maria sadar bahwa kalau ia dipilih itu karena Allah berkehendak dan karena itu saat ia mendengar kabar Malaikat tentang rencana Allah melalui dirinya dengan rendah hati Maria berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Maria menjadi istimewa karena ia sadar sebagai hamba Allah untuk menerima terwujudnya kehendak Allah dalam situasi dan kondisi yang sangat sulit.


SIKAP MARIA DALAM MENGHADAPI PERGUMULAN


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Ada banyak pertanyaan dalam hidup Maria yang tersembunyi tanpa jawaban. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mengetahui maksud Tuhan. Dalam hatinya Maria bertanya: “Jika Dia Raja, mengapa harus dikejar-kejar untuk dibunuh?” Mari kita ikuti teladan Maria yang setia menunggu waktu Tuhan untuk menyingkapkan maksud-Nya atas pertanyaan dalam hidup yang belum tampak jawabannya.

 

MARIA MENYIMPAN DALAM HATI


Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkanny…. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. (Lukas 2:19,51)


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Ada banyak perkara dalam hidup ini yang kita tidak mengerti, yang seharusnya cukup kita simpan dalam hati. Jika kita bercerita kemana-mana, energi kita akan habis, urapan kita akan hilang, sehingga yang tersisa hanya rasa ketakutan dan putu asa.

 

TETAP MENGIKUTI PERJALANAN YESUS


Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yohanes 19:25-27)


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Maria bukan orang yang hebat, tetapi memiliki hati yang setia. Banyak hal yang tidak ia mengerti, tetapi ia setia mengikut Yesus. Dari daerah Galilea sampai perjalanan ke Yerusalem, juga perjalanan di jalan salib bahkan sampai di kayu salib, Maria setia mengikuti Yesus.


SETIA SAMPAI AKHIR


Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. (Kisah 1:14)


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Ketika Tuhan Yesus telah disalibkan dan dikuburkan, Maria tetap hadir dalam persekutuan murid-murid Yesus. Ia tidak pernah sesumbar tentang kehebatan anak-Nya, namun ia setia karena tahu bahwa Allah telah memilih dia.


Mengapa Maria Bisa Melewati Masa-masa Sulit?


HIDUP DALAM KASIH KARUNIA 


Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.  Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. (Lukas 1:28-30)


 Anugerah Tuhan membuat kita kuat untuk dapat bergantung pada-Nya. Karena itu kita harus terus berdoa agar selalu bisa hidup bergantung dan memperoleh kekuatan dari-Nya.

 

Bersyukur dan Memuji Tuhan


Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, (Lukas 2:46-47)

 


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Maria dapat melewati masa-masa sulit dalam hidupnya, karena ia memilih bersikap positif, tidak mengutuki diri sendiri, selalu bersyukur dan memuji Tuhan. Mari kita mengikuti teladan Maria.


Tetap Setia tanpa Banyak Perkataan


Apapun persoalan hidup yang kita hadapi, kita mau setia seperti Maria yang tanpa banyak perkataan, namun setia sampai akhir


Jatiwangi 10 DESEMBER 2023

Only By HIS GRACE


Joshua Ivan Sudrajat 



 

Komentar

Postingan Populer