SUMUR BERSYEBA

SUMUR BERSYEBA 












Renungan Firman Tuhan: Sumur Bersyeba


Ayat Dasar:


Kejadian 26:33 (TB): Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. Sebab itu nama kota itu adalah Bersyeba, sampai sekarang.

(Nama Bersyeba sering diartikan sebagai "Sumur Sumpah" atau "Sumur Tujuh", yang mengacu pada perjanjian/sumpah yang dibuat Abraham dan Ishak di sana, atau tujuh domba betina yang digunakan dalam perjanjian.)


Latar Belakang Singkat

Kisah Ishak di Gerar dan Bersyeba (Kejadian 26) terjadi di tengah masa kelaparan. Ishak diperintahkan Tuhan untuk tinggal di negeri yang ditunjukkan-Nya, bukan pergi ke Mesir (ay. 2-3). Tuhan menegaskan janji-Nya kepadanya. Ishak mengalami keberhasilan yang luar biasa dalam menabur dan berternak, sampai membuat iri orang Filistin.

Orang Filistin, karena iri, menimbun sumur-sumur yang pernah digali oleh Abraham, ayah Ishak (ay. 15). Ishak tidak melawan dengan kekerasan, melainkan menggali kembali sumur-sumur itu (Esek, Sitna), dan saat menghadapi pertengkaran, ia mengalah dan pindah. Akhirnya, ia menggali sumur Rehobot (artinya "kelonggaran" atau "tempat yang luas") dan kemudian sampai di Bersyeba. Di Bersyeba, Tuhan menampakkan diri kepadanya, menguatkan janji-Nya (ay. 23-24), dan di sanalah Ishak mendirikan mezbah dan menggali sumur yang dinamai Syeba, yang menjadi asal nama Bersyeba (ay. 32-33).


Tiga Pelajaran dari Sumur Bersyeba


1. Pentingnya Kembali kepada Dasar Iman (Menggali Kembali Sumur yang Lama)


Orang Filistin menutup sumur-sumur yang sudah ada untuk menghalangi Ishak. Sumur-sumur Abraham bukan sekadar sumber air, melainkan simbol berkat dan perjanjian Allah yang diberikan kepada Abraham.


Refleksi: Dalam kehidupan rohani kita, seringkali "musuh" (dunia, dosa, iblis) berusaha menimbun "sumur-sumur" iman yang pernah menjadi sumber kehidupan bagi kita. Ini bisa berupa kebiasaan doa, waktu teduh yang teratur, membaca Firman, atau persekutuan. Seperti Ishak, kita harus memiliki ketekunan dan kesediaan untuk menggali kembali dasar-dasar iman yang telah diajarkan kepada kita (atau yang pernah kita alami). Jangan biarkan sumber berkat rohani Anda tertutup oleh kesibukan, kekecewaan, atau godaan dunia.


2. Kunci Kedamaian dan Kelonggaran (Melewati Esek dan Sitna Menuju Rehobot)


Dalam perjalanan Ishak, ia menggali:

Esek (artinya "pertengkaran").

Sitna (artinya "permusuhan").

Rehobot (artinya "kelonggaran/tempat yang luas").


Ishak memilih untuk mengalah dan pindah daripada terus bertengkar (meski air itu haknya). Kesabarannya, kerendahan hatinya, dan keputusannya untuk mencari kedamaian, akhirnya membawa dia kepada Rehobot, di mana Tuhan memberinya kelonggaran dan janji berkat.


Refleksi: Hidup ini penuh dengan "Esek" dan "Sitna"—pertengkaran dan permusuhan. Seringkali, untuk menemukan "Rehobot" (kelonggaran, kedamaian, dan berkat yang sejati), kita harus rela melepaskan hak, mengampuni, dan mengalah demi kedamaian. Tuhan menghargai hati yang tidak membalas kejahatan dan yang terus berjalan maju dalam ketaatan.


3. Sumur Perjanjian dan Kehadiran Tuhan (Bersyeba)


Puncak kisah ini adalah Bersyeba. Di sinilah Tuhan menguatkan Ishak, bukan karena Ishak berhasil menggali sumur Rehobot, melainkan karena Ishak taat dan percaya kepada janji Allah.

Kejadian 26:24: "Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: 'Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu.'"


Bersyeba menjadi tempat di mana janji Tuhan ditegaskan, mezbah didirikan (simbol penyembahan), dan akhirnya perdamaian dengan Abimelekh dicapai, yang diresmikan dengan sumpah, sehingga sumur itu dinamai Syeba (Sumpah).


Refleksi: Bersyeba mengingatkan kita bahwa di tengah segala pergumulan hidup (kelaparan, permusuhan, pengorbanan, dan kerendahan hati), tempat perjumpaan dan perjanjian dengan Tuhan adalah yang terpenting. Berkat sejati adalah kehadiran Tuhan dan kepastian akan janji-Nya. Apakah hidup Anda saat ini berpusat pada "Sumur Perjanjian" (yaitu Kristus, Sumber Air Hidup) dan penyembahan kepada-Nya?


Penutup

Kisah Sumur Bersyeba adalah kisah tentang ketekunan, kerendahan hati untuk mengalah, dan keyakinan teguh pada janji Allah. Mari kita terus menggali dan memelihara "sumur" rohani kita, mencari damai di tengah konflik, dan menjadikan hidup kita tempat di mana janji dan kehadiran Tuhan dinyatakan secara nyata. Jangan takut, karena Tuhan yang menyertai Ishak juga menyertai Anda!

Komentar

Postingan Populer