Renungan dan Kesaksian : “Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh”
Renungan dan Kesaksian : “Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh”
Renungan dan Kesaksian : “Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh”
Cerita
ini adalah kisah nyata dan rahasia di balik terjadinya tsunami Aceh
dengan kesaksian 400 orang umat Kristen bahwa kisah ini sungguh
terjadi...
Bencana
Raya Tsunami Aceh 2004 sudah lama berlalu, tapi tak seorangpun yang
akan pernah melupakannya. Prahara itu setara dasyatnya dengan Bom
Hiroshima dalam catatan sejarah bumi ini. Sampai kapanpun orang tidak
akan pernah lupa pada Tsunami Aceh, dan seluruh umat manusia, keturunan
demi keturunan, akan terus mengenangnya.Orang akan tetap mengingatnya
sebagai bencana alam terbesar sepanjang zaman modern.
Tak
seorangpun yang akan lupa betapa stasiun-stasiun TV menayangkan
video-video mengerikan: mayat-mayat manusia bergeletakan tak berarti di
jalan-jalan, di trotoar, di lapangan, di selokan-selokan, tergantung di
tiang listrik, di atas pohon dan tempat-tempat lain. Para reporter
melaporkan langsung dengan berdiri di sekitar tumpukan mayat berserakan,
bagai tumpukan ikan di pasar ikan.
Tapi
adakah yang tahu rahasia besar di balik peristiwa dahsyat itu?
Sekaranglah saatnya rahasia itu diungkapkan secara luas, agar menjadi
peringatan besar bagi dunia, sama seperti Bahtera Nuh menjadi peringatan
akan bengisnya murka Allah atas manusia di jaman itu.
Berikut ini saya salin dari catatan harian saya dari tahun 2005 lalu.
“Tadi pagi
saya mendengar cerita yang menggetarkan dari tante saya. Beliau adik
perempuan ibu saya, yang baru tiba dari Pekan Baru-Riau beberapa hari
lalu ke kota ini, untuk meninjau anaknya yang sekolah disini. Cerita itu
terlalu mengguncangkan sampai saya merinding mendengarnya dan
memutuskan untuk menulisnya disini. Beliau bercerita tentang sebuah
peristiwa yang luput dari pers, yang menjadi awal dari bencana besar
Tsunami Aceh 2004 lalu”
Tanggal
24 Desember 2004, sebuah jemaat gereja berjumlah kira-kira 400 jiwa di
Meulaboh, Aceh Darussalam, sedang kumpul-kumpul di gedung gereja untuk
persiapan Natal, tiba-tiba mereka didatangi segerombol besar massa
berwajah beringas. Mereka adalah warga kota, tetua-tetua kota,
aparatur pemerintah serta polisi syariat. Massa ini dengan marah
mengultimatum orang-orang Kristen itu untuk tidak merayakan Natal.
Tetapi pendeta dan jemaat gereja itu mencoba membela diri, kurang lebih
berkata:
“Mengapa
Pak? Kami kan hanya merayakan hari besar agama kami. Kami tidak berbuat
rusuh atau kejahatan kok. Acara besok untuk memuji dan menyembah Tuhan
kok, Pak. Yakinlah, kami tidak akan mengganggu siapapun.”
Tetapi massa itu tidak menggubris dan kurang lebih berkata:
“Sekali
tidak boleh, ya tidak boleh! Ini negeri Islam! Kalian orang-orang kafir
tidak boleh mengotori kota kami ini! Dengar, kalau kami membunuh
kalian, tidak satupun yang akan membela kalian, kalian tahu itu!?”
Tetapi orang-orang Kristen itu tetap berusaha membujuk-bujuk massa itu. Lalu massa yang ganas itu memutuskan begini: “Kalian
tidak boleh merayakan Natal di dalam kota. Kalau kalian merayakannya
disini, kalian akan tahu sendiri akibatnya! Tapi kalau kalian tetap mau
merayakan Natal, kalian kami ijinkan merayakannya di hutan di gunung
sana!!”
Setelah
mengultimatum demikian, massa itupun pergi. Lalu pendeta dan jemaat
gereja itu berunding, menimbang-nimbang apakah sebaiknya membatalkan
Natal saja, ataukah pergi ke hutan dan bernatal disana. Akhirnya mereka
memilih pilihan kedua. Lalu berangkatlah mereka ke hutan, di daerah
pegunungan. Di suatu tempat, mereka mulia membersihkan rumput dan
belukar, mengikatkan terpal-terpal plastik ke pohon-pohon sebagai atap
peneduh, lalu mulai menggelar tikar. Besoknya, 25 Desember 2004, jemaat
gereja itu berbondong-bondong ke hutan untuk merayakan Natal.
Perayaan
Natal yang sungguh memilukan sekali. Mereka menangis meraung-raung
kepada Tuhan, meminta pembelaanNya. Sebagian besar mereka memutuskan
menginap di hutan malam itu.
Lalu
pagi-pagi buta sekali, ketika hari masih gelap, istri si pendeta
terbangun dari tidur. Ia bermimpi aneh, membangunkan suaminya dan yang
lain. Dalam mimpinya itu TUHAN YESUS datang kepadanya, menghiburnya dengan berkata:
“Kuatkanlah
hatimu, hai anakKu. Jangan engkau menangis lagi. Bukan kalian yang
diusir bangsa itu, tetapi Aku! Setiap bangsa yang mengusir Aku dan
namaKu dari negeri mereka, tidak akan luput dari murkaKu yang
menyala-nyala. Bangunlah dan pergilah ke kota, bawa semua saudaramu yang
tertinggal disana ke tempat ini sekarang juga, karena Aku akan memukul
negeri ini dengan tanganKu!”
Lalu
mereka membahas sejenak mimpi itu. Sebagian orang menganggap itu mimpi
biasa, menenangkan si ibu pendeta dengan berkata kira-kira begini:
“sudahlah Ibu, jangan bersedih lagi. Tentulah mimpi itu muncul karena
ibu terlalu sedih”. Tetapi sebagian lagi percaya atau agak percaya bahwa
mimpi itu memang betul-betul pesan Tuhan. Akhirnya mereka memutuskan
mengerjakan pesan seperti dalam mimpi itu. Beberapa orang ditugaskan ke
kota pagi buta itu juga untuk memanggil keluarga-keluarga jemaat yang
tak ikut bernatal ke hutan.
Ketika
pagi hari, sekitar pukul 7 s/d 8 pagi mereka semua telah berada kembali
di pegunungan, mereka dikejutkan goncangan gempa yang dasyat sekali.
Tak lama kemudian, peristiwa Tsunami Besar itupun terjadi.
Sekarang,
pendeta gereja yang selamat itu telah pergi kemana-mana, mempersaksikan
kisah luar biasa itu ke gereja-gereja di seluruh Indonesia, termasuk ke
gereja dimana tante saya beribadah, di Pekan Baru.
Saya
tidak tahu kebenaran cerita tante saya itu, sebab dialah orang
satu-satunya yang pernah bercerita begitu pada saya.Itulah sebabnya saya
tulis dulu di buku harian ini supaya saya tidak lupa dan supaya bila
kelak saya telah mendengar cerita yang sama dari orang lain, barulah
saya akan percaya dan akan saya ceritakan kepada sebanyak-banyaknya
orang”.
Saudara dalam Yesus,
Beberapa
waktu lalu, saya teringat pada catatan itu lalu terpikir untuk surfing
di internet ini, apakah ada orang lain yang mendengar kesaksian yang
sama. jika ada, berarti tante saya itu tidak membual pada saya, dan
berarti peristiwa itu benar terjadi.
Lalu apa yang saya temukan? Saya BENAR-BENAR menemukannya setelah dengan susah payah membuka-buka banyak situs. Salah satunya saya temukan di pedalaman salib.net.
Itulah
sebabnya catatan harian itu saya publikasikan di blog ini untuk saudara
publikasikan lebih luas lagi ke seluruh dunia. Biarlah seluruh dunia
tahu bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Ia
sungguh-sungguh HIDUP!
Haleluyah!!
Haleluyah!!
Immanuel
Komentar
Posting Komentar