Ujian dari Bapa bukan untuk menghancurkan kita, melainkan untuk membuat kita semakin kuat dan matang dari sebelumnya
Ujian dari Bapa bukan untuk menghancurkan kita, melainkan untuk membuat kita semakin kuat dan matang dari sebelumnya.
Pastor Steven Agustinus
Berikut adl tulisan dr salah satu anak rohani saya dlm meresponi tulisan-tulisan ttg Respon dan Reaksi pd hari-hari ini:
Dalam hidup ini, kita seringkali tidak menyadari waktu disaat Tuhan sedang menguji diri kita. Ujian dari Bapa bukan untuk menghancurkan kita, melainkan untuk membuat kita semakin kuat dan matang dari sebelumnya. Itulah salah satu wujud kebaikan spesial dari Bapa bagi anak - anakNya. Namun yang menjadi permasalahan, waktu pengujian tersebut tidak dapat kita ketahui. Sehingga pada akibatnya, ada banyak reaksi yang muncul bukan respon. Reaksi - reaksi tersebutlah yang akhirnya membuat kita tidak lulus ketika melewati ujian. Dan terpaksa, ujian yang sama harus kita lewati kembali sampai respon ilahilah yang muncul dari diri kita sebagai wujud kelulusan.
Ada orang yang membutuhkan 'waktu kelulusan' cukup lama dalam menghadapi situasi keadaan tertentu. Karena tangan Tuhan seperti terus 'mempertemukan kita' kembali dengan 'soal ujian' (kondisi/keadaan) dimana kita tidak lulus ketika melewatinya. Suatu kebodohan dari kita sendiri jika mendapatkan soal yang sama bertahun - tahun tetapi justru tidak lulus. Kita masih saja menunjukkan reaksi negatif bukan respon ilahi. Oleh karenanya, saya belajar satu hal. Betapa pentingnya kita memiliki hati yang lemah lembut, mau diajar, dan mau berubah. Tanpa hati tersebut, perjalanan diri kita akan selalu berputar - putar dipadang gurun. Mendapatkan hati tersebut tidaklah sulit, sebab ciptaan baru sesungguhnya telah memilikinya. Namun yang menjadi permasalahan, akal budi kita belum dipersembahkan untuk dicetak oleh kebenaran firman dan masih memakai pola dunia ini. Tidak heran jika solusi, sudut pandang, tindakan, perkataan dalam 'menjawab soal ujian' yang daripada Tuhan masih seturut keinginan dunia. Alhasil, kita tidak lulus dihadapan Tuhan.
Saya mendapatkan beberapa point penting untuk menghadapi (persiapan) 'waktu ujian' dan cara (konsep pikir ilahi - respon ilahi) dalam menghadapi 'soal ujian' (situasi kondisi keadaan yang diijinkan terjadi oleh Bapa disurga untuk membuat kita menjadi lebih kuat dan perkasa) :
1. Belajar firman setiap hari.
Maksud saya belajar firman setiap hari adalah memperkatakan firman, merenungkan, menuliskan firman dan mengimajinasikan firman yang kita dapat dari mulut Bapa melalui pendisiplinan diri dalam waktu persekutuan yang hidup dengan Tuhan.
Ada banyak orang percaya tanpa sadar memiliki 'cara belajar' dengan metode 'sistem kebut semalam'. Ketika kita sudah merasakan ada tekanan atau masalah yang datang barulah kita mulai sungguh - sungguh mengejar Tuhan, berdoa, rajin baca firman, puasa. Itulah yang menjadi sebab kita selalu panik dan menunjukkan reaksi yang mengakibatkan kekacauan dalam hidup (nilai ujian yang buruk) ketika menghadapi ujian dari Bapa.
Padahal, jika kita bertekun setiap hari belajar firman yang adalah sumber kekuatan kita satu - satunya, maka ujian apapun yang harus kita hadapi akan justru membuat kita semakin kuat dan perkasa (nilainya bagus). Kita menjawab apapun soalnya dengan firman yang telah menyatu dalam diri kita. Karena sesungguhnya, apapun masalahnya, kondisi keadaan yang kita hadapi, jawabannya hanyalah Firman Tuhan. Ketika firman dan realitaNya melingkupi batin kita, maka kebenaran, damai sejahtera dan sukacitalah yang senantiasa terpancar dari batin kita. Hasilnya sudah pasti TERTIB KEHIDUPAN dan kelulusan (semakin perkasa dan matang dalam Tuhan). Semakin disiplin diri kita dalam belajar firman, maka hasilnya akan lebih maksimal.
2. Bekerjasama dengan Roh Kudus.
Bekerjasama dengan Roh Kudus dalam mengerjakan 'soal ujian' dari Bapa merupakan keharusan dan aturan dari Kerajaan Surga. Diluar itu (memakai pola dunia) merupakan tindakan ilegal. Namun banyak orang percaya yang justru mengandalkan kekuatan diri sendiri, uang, dan konsep pikir dunia dalam menghadapi situasi/ keadaan (trend konsep pembicara motivasional yang membuat hati kita makin cinta diri sendiri, uang, dan dunia). Walaupun mungkin terkesan berhasil keluar dari 'kelas ujian', tetapi hal itu tidaklah memperkenan Tuhan (tidak lulus).
Jadi, bagian kita adalah memantapkan hati hanya untuk bekerjasama dengan Roh Kudus. Karena Roh tersebut diberikan Bapa sebagai penolong. Saat kita membuka hati untuk bercakap - cakap denganNya, maka akan ada banyak respon ilahi yang Roh Kudus ajarkan dan berikan. Ia akan memberikan kalimat, kata - kata, perasaan, emosi ilahi, dan sikap hati ketika menghadapi 'ujian'. Saya percaya, dengan ketika melibatkan Roh Kudus maka respon yang kita tunjukkan akan semakin ilahi.
3. Bersyukur akan datangnya ujian.
Ketika ujian datang, respon yang kita tunjukkan biasanya adalah stress, khawatir dan cemas. Karena kita sudah terlanjut menganggap ujian adalah sesuatu yang buruk, menakutkan, dan sulit. Padahal hal tersebut adalah anak tangga kekuatan yang jika kita tapaki akan membuat kita semakin kuat. Oleh karenanya, sudah sewajarnya ucapan syukur sajalah yang keluar dari mulut kita. Karena hal itulah yang akan senantiasa membuat 'aura' hidup kita positif dan aliran air hidup terpancar. Dengan demikian kita dapat menjadi saksi Tuhan dan inspirasi bagi orang yang sedang lemah karena menghadapi ujian yang sama. Mereka yang melihat diri kita senantiasa bersukacita, akan mendapat jalan keluar dan kekuatan untuk berkemenangan dalam melewati permasalahan hidup yang dialami.
4. Tidak perlu tahu kapan waktu ujian datang.
Bagian kita sesungguhnya hanyalah terus mempersiapkan diri dengan baik dan penuh kedisplinan. Kita perlu untuk memiliki kehidupan dan mentalitas prajurit, yang walaupun tidak ada peperangan, mereka tetap disiplin dan setia berlatih. Alhasil ketika peperangan tiba, mereka pasti menang. Sama halnya dengan kita orang percaya, membangun manusia rohani setiap hari merupakan porsi latihan yang tidak boleh diabaikan. Semakin sungguh - sungguh kita membangun diri dengan firman dan Roh setiap hari, ketika ujian (peperangan) datang, maka hasil akhir pasti berkemenangan !! (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar