Bapa Orang Beriman


Bapa Orang Beriman
Rabu, 15 Juni 2016

Bahan Renungan :
Ibrani 11 : 17 – 19
11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan q  Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu. r " 11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. s  Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Renungan :
Saudara, bagi kita yang sering membaca Alkitab mungkin peristiwa-peristiwa di Alkitab bukan lagi menjadi hal yang luar biasa karena kita sudah hafal ceritanya. Tapi Alkitab ada bukan hanya untuk dibaca saja tetapi untuk direnungkan.

Seperti didalam Ibrani 11 : 17, dimana didalam perikop itu dijelaskan tentang Abraham yang mengorbankan Ishak. Mungkin bagi kita itu adalah hal yang biasa, hal yang sering terjadi didalam Alkitab. Akan tetapi coba renungkan, bagaimana perasaan Abraham yang diperintahkan oleh Tuhan untuk mengorbankan Ishak anaknya yang tunggal. Jika seandainya yang menjadi Abraham adalah saudara atau saya, itu tidak mudah. Ishak adalah anak yang ditunggu Abraham selama beberapa tahun, dan sudah Tuhan janjikan bahwa keturunan dari Ishaklah yang akan menjadi keturunan Abraham. Setelah Tuhan memberikan Ishak, Tuhan mengatakan untuk mempersembahkan anak itu.

Jalan Tuhan adalah jalan yang tak terselami. Bagaimana caranya kita mengikuti jalan Tuhan, jika kita mengerti bahwa jalannya adalah jalan yang tak terselami ? Kalau kita tidak mengikuti dengan cara Tuhan mau, itu tidak bisa. Bagaimana pikiran kita bisa disamakan dengan cara pemikiran Tuhan supaya kita bisa jalan diatas semua persoalan, semua masalah, tetapi tetap gembira dan selalu mengalami mujizat ?

Kita lihat dari contoh Abraham. Mengapa ia bisa begitu rela menyerahkan anaknya satu-satunya itu ? Jawabannya ada di Ibrani 11:19 “Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.”

Ketika kita melewati masa-masa sulit, kita hanya perlu berpikir bahwa Tuhan akan menolong kita, bagaimana caranya Tuhan menolong kita, itu bukan urusan kita. Tuhan memiliki caraNya sendiri yang hasilnya akan terbaik untuk kita. Percaya saja, maka mujizat pertolongan dan penyertaan Tuhan akan menjadi bagian dari hidup kita. (PHS)

Doa :
Tuhan ajari kami untuk memiliki iman yang terguh seperti Abraham. Tuhan buat kami terus percaya bahwa apapun yang terjadi dan kami alami adalah terbaik buat hidup kami. Kami akan terus percaya akan pertolonganMu. Tuhan kami mau mengalami MujizatMu hari ini. Amin.  

Dari : Renungan Harian Bahtera Imamat Rajani – Ark Of Christ Bandung


Komentar

Postingan Populer