Ballet dan Tarian Gereja (part. 1)

Ballet dan Tarian Gereja (part. 1)





Sejak pertama kali Magrate Yap mempopulerkan tarian rebana dengan menggunakan dasar-dasar tehnik ballet pada sekitar awal tahun 90' an, tari ballet menjadi cukup berpengaruh dalam perkembangan di dunia tari Kristen. Terutama untuk mengiringi musik-musik dengan tempo pelan atau yang biasa di kenal dengan "lagu penyembahan" atau "worship". Alasannya mengapa Magrate Yap banyak menggunakan tehnik ballet dalam pola tarian rebana dalam buku yang ia keluarkan dengan judul: "Make a Joyfull Noise Unto the Lord" dan "Praise Him with Timbrel and Dance" mungkin dikarenakan ia sendiri adalah mantan penari ballet yang dimana dimasa mudanya, ia memang pernah dilatih secara profesional sebagai penari ballet di London. Tehnik - tehnik ballet yang ia gunakan seperti 1st possition (posisi satu) 2nd possition (posisi dua) transfer weight (transfer weight with plie), balance, pas de basque (step ball change), chaines, battement soutenu, battement tendu, kemudian menjadi tehnik-tehnik dasar yang banyak di pakai oleh penari gereja dalam koreografi tari.
Namun sayangnya, tidak banyak penari-penari gereja yang benar-benar mendalami tari ballet atau benar-benar dilatih untuk menguasai tehnik ballet, sehingga banyak diantara mereka yang amat disayangkan menarikannya dengan tehnik yang tidak benar. Dan lebih disayangkan lagi, mereka menurunkannya ke generasi berikutnya sehingga kesalahan yang dilakukan sebelumnya, turun ke generasi dibawahnya dan seterusnya dan seterusnya.

Banyak penari gereja lebih fokus pada gerakan koreografi atau gerakan pola tanpa memperhatikan detail-detail yang justru adalah inti atau esential yang membuat sebuah tarian menjadi lebih indah, atau detail-detail yang apabila tidak di perhatikan dengan baik akan mengakibatkan cidera.
Beberapa kesalahan pengaplikasian tehni ballet yang sering terjadi pada penari yang tidak terlatih dengan benar yang sering di jumpai pada penari gereja adalah sebagai berikut:


1. Turn out


Turn out atau posisi rotasi kaki ke arah luar dari posisi tengah tubuh (center of the body) adalah hal yang paling utama dan hal yang paling dasar dalam tarian ballet. Ketika kita pertama kali belajar ballet, hal yang utama diajarkan adalah membuat posisi kaki dalam posisi turn out. Hal ini disebabkan gerakan ballet, terutama pada tingkat lanjut, menuntut gerakan dengan jarak dan perpanjangan yang lebih besar (wide range movement and extention). Dengan turn out, posisi ini dapat lebih memberikan penari kesempatan untuk mencapai semua itu. Turn out juga menjaga lutut kita dari cidera ketika kita sedang menari dan melakukan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan menekuk lutut.

Patut di mengerti, bahwa tidak gampang untuk memposisikan kaki dalam posisi turn out. Terutama apabila kita tidak dilatih dari kecil seperti  penari ballet pada umumnya. Apalagi apabila kita tidak memilikin kelenturan atau flexibilitas yang cukup pada otot kita, memposisikan kaki kita pada posisi turn out akan mengakibatkan rasa yang tidak nyaman pada otot-otot kaki, bahkan mengakibatkan rasa sakit di beberapa orang.

Namun bukan berarti hal ini bisa di lewatkan begitu saja. Seperti yang sudah di singgung di atas, bahwa turn out juga menjaga menghindari lutut dari cidera. Karena 100% menari mengandalkan kaki, maka ada baiknya apabila kita juga menjaga sendi-sendi, otot dan tulang-tulang kaki kita, termasuk lutut.

Penggunaan turn out dalam dapat dijumpai dalam setiap gerakan tarian tamborine versi Magrate Yap yang juga diajarkan penggunaannya dalam memposisi kan kaki di posisi 1 dan posisi 2.


2. Posisi badan yang salah 
Postur tubuh adalah hal significant yang kurang diperhatikan oleh para penari gereja. Memang tidak di pungkiri, bahwa rata-rata penari gereja dalah penari yang baru belajar menari setelah usia dewasa. Berbeda dengan penari-penari yang sudah dilatih dari kecil, yang sudah terbiasa untuk menari dengan postur tubuh yang benar, sehingga mereka tidak terlalu paham mengenai postur tubuh saat menari.

Berikut adalah sedikit panduan mengenai bagan postur tubuh yang benar dan yang salah:



                                                     A                        B                      C
Dari bagan diatas, posisi badan A adalah posisi yang benar untuk seorang penari, terutama penari ballet. Tulang belakang lurus sejajar dengan tulang leher (tampak dari depan maupun dari samping), dagu tidak turun, bagian pantat tidak di tonjolkan keluar, perut masuk, bagian torso di tarik ke atas (pull up) dan bahu relax (tekan ke bawah)
Menari dengan posisi seperti ini, membuat si penari itu sendiri terlihat lebih anggun, ringan dan lebih jenjang. Posisi ini juga berguna untuk si penari mencari titik keseimbangan (balance) apabila sedang melakukan gerakan tari yang memerlukan keseimbangan tubuh. Pada posisi badan B, kita dapat melihat bahwa tulang belakangnya tidak sejajar lurus, lebih condong ke depan sehingga membuat badan si penari terlihat bungkuk, dan bahunya pun terlihat naik. Hal ini dapat membuat si penari terlihat berat, tidak ringan dan tidak anggun. Begitu juga pada posisi badan C dimana berat badan lebih condong ke belakang. Terutama pada posisi badan ini, si penari akan lebih mempunyai kesulitan dalam keseimbangan.



3. Balance / Step Ball Change

Gerakan ini adalah gerakan yang hampir 90% di gunakan para penari gereja di hampir seluruh pelosok tanah air. Pengaruh pertama dari gerakan ini kemungkinan berasal dari salah satu pola koreografi Magrate Yap yang berjudul "Mae's Flow". Atau juga merupakan metamorfosis dari gerakan "Step Ball Change". Asal nya kenapa banyak sekali penari gereja menggunakan gerakan ini dalam setiap pola koreografi mereka kemungkinan karena gerakan ini cukup sederhana, mudah diingat dan dilakukan, juga cukup menarik untuk dilihat karena pergerakannya dari kanan dan kekiri. Namun pada dasarnya, gerakan balance' tidaklah semudah dan sesederhana yang kita kira.

Pada bisanya, penari gereja melakukan gerakan balance' hampir sama dengan "Step Ball Change" hanya lebih pelan temponya. Mereka melakukan gerakan melangkan ke sisi kiri atau kanan dan memindahkan berat badan, lalu naik dengan satu kaki dan turun lalu tekuk di kaki berikutnya, dan awalan gerakan dilakukan dengan "on ball" (istilah Magrate Yap) atau jinjit di kaki yang menopang berat badan.

Tehnik balance yang benar, adalah dimana perpindahan berat badan diawali dengan plie (tekuk) terlebih dahulu, kaki yang bergerak kearah yang dituju (kiri atau kanan) point yang merupakan kaki yang diletakan di belakang kaki yang menopang tubuh atau kaki yang sedang di tekuk, lalu memindahkan seluruh posisi badan ke arah yang dituju dengan tetap dalam keadaan plie (tekuk), dimana kaki yang tadinya digunakan untuk point dan pindah berat badan menjadi kaki yang di depan dan yang menopang berat badan dan kaki yang tadinya menopang berat badan menjadi kaki yang di belakang. Lalu kaki yang di belakang jinjit mengangkat seruh badan keatas (otomatis berat badan menjadi di kaki yang di belakang) lalu tekuk kembali memindahkan berat badan ke kaki yang di depan.

(to be continue)

Komentar

Postingan Populer