Hati Bapa

Hati Bapa

Suwondo

 

I Yohanes 2:12-14, Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah telah diampuni oleh karena namaNya Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Setiap orang Kristen mempunyai kebutuhan dan ciri berbeda sesuai pertumbuhan rohaninya masing-masing. Kedewasaan yang dimaksud surat yohanes tidak bergantung dari umur.
  • Seorang Kristen anak-anak membutuhkan pengenalan akan Bapa dan telah menerima pengampunan dosa.
  • Kristen anak muda mempunyai ciri kuat, Firman Tuhan tinggal didalamnya dan telah mengalahkan si jahat.
  • Seorang Kristen bapa-bapa (Dewasa penuh) mempunyai ciri telah mengenal Bapa surgawi dengan penuh.
Banyak orang Kristen yang belum mengenal Allah sebagai Bapa secara utuh sehingga menjadi terhambat pertumbuhan rohaninya, sebab kekristenan yang sehat haruslah didasari oleh pengenalan akan kasih Bapa atau berawal dari Kristen kanak-kanak dahulu. I Yoh 2:12-14 diatas tadi.

Sebenarnya Allah menciptakan keluarga dengan maksud agar setiap anak di dalam keluarga tersebut dapat mengenal sifat-sifat Allah Bapa melalui hubungan anak-anak dengan ayah mereka. Seorang anak tidak langsung menjadi dewasa, tetapi perlu mengalami proses pertumbuhan melalui seorang bapa. Apakah tujuannya? Tujuannya adalah supaya kita mengenal sifat-sifat Bapa Surgawi. Oleh sebab itulah iblis sangat berambisi menyerang dan merusak gambar Bapa dalam keluarga, agar anak meraka pengenalannya menjadi salah terhadap Bapa Surgawi.

Kita sering berpikir dan merasa bahwa Bapa di Surga bersifat seperti bapa kita yang di dunia. Pernahkah Saudara mengalami perlakuan-perlakuan yang tidak adil dan sangat menyakitkan?

Contoh :

Seorang anak kecil tiba-tiba dibangunkan dengan kasar oleh seorang laki-laki mabuk dan tinggi besar. Belum sempat anak itu sadar sepenuhnya sebuah tamparan keras mendarat di kepalanya. “Bangun! Enak-enakan tidur ya.. Pintu kamar belum dikunci” Betapa kagetnya dan bingung anak tersebut terhadap perlakuan ayahnya.

Tidaklah heran apabila di kemudian hari anak itu sulit membayangkan betapa manis dan bijaknya Bapa di Surga. Ia mengagnggap Bapa Surgawi sama dengan bapanya yang di dunia.

Apakah Allah tinggal diam? Sungguh Allah tidak akan membiarkan diriMu disiksa oleh kehausan kasih Bapa. Ia berjanji hati Bapa berbalik kepada anak-anaknya. Tahukan saudara bahwa kejadian yang menyakitkan dirimu itu juga menyakitkan bapa Surgawi. Bapa sangat merindukan dirimu. Bapa sangat “tersiksa” apabila saudara disiksa.

Kisah nyata :

Suatu hari saya membaca Koran suatu peristiwa yang sangat memilukan setiap hati pembacanya. Bayangkan seorang ayah yang panik saat kebakaran rumah mengendong kedua anaknya yang seorang di kiri dan yang disebelah kanannya. Tanpa sengaja tangannya kanannya lidah api yang menyala-nyala. Secara refleks ia mengebaskan tanganya dari api yang menyala. Kontan anak tersebut jatuh dari loteng dan mendarat diatas api yang meyala-nyala. Anak tersebut menangis menjerit tak berdaya. Matanya memandang penuh harapan agar bapanya menolongnya. Apa dayanya? Betapa hancur hati bapanya tersebut. Ia harus keluar rumah tersebut karena rumah segera runtuh dan anak di sebelah kirinya harus segera diselamatkan karena masih bayi. Terpaksa ia meninggalkan anaknya dengan sedih hati. Sampai dirumah ia mendengar jeritan dan terikan minta tolong dari sang anak :”Papa…tolong, papa…tolong”. akhirnya suara tersebut melemah dan berhenti. Anaknya telah mati.
Setiap orang yang membaca kisah ini terutama hati ayah, pasti hancur dan menangis.

Bapa Surgawi berkata : “Nak, demikian juga Aku apabila seorang melukai anakku hatiKu lebih sakit.. Yakinlah saudaraku bahwa Bapa Sorgawi sangat mengashi Engkau lebih dari yang lain siapa-pun 

Mzm103:13 . Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

Marilah kita mengenal hati Bapa. Dia adalah pribadi yang dapat kita percayai. Kita aman di dalam naunganNya.

Apakah hati Bapa itu? Hati Bapa selalu ingin menghargai dan memperhatikan kita. Tidak seperti beberapa bapa-bapa di dunia ini yang jarang memberikan perhatian kepada anak-anaknya.

Ada seorang Pdt. yang melayani gadis-gadis yang mempunyai haus kasih sayang akan laki-laki yang luar biasa sekali. Gadis-gadis model ini biasanya mudah jatuh cinta pada laki-laki yang mempunyai figur kebapaan. Mengapa? Karena Bapa mereka jarang menatap mata mereka. Mereka jarang dielus-elus dan dijamah oleh tangan bapa mereka. Seringkali bapa kita tidak mengajar kita dengan pengertian tetapi hanya dengan pukulan-pukulan atau kata-kata yang sangat menyakitkan hati kita.

Tidak demikian Bapa kita, Ia mengajar kita dengan kasihNya.  Bapa memperhatikan kita setiap saat.

Banyak orang bekerja begitu keras pagi siang malam, berusaha mencapai keberhasilan hanya untuk diperlihatkan kepada bapanya dan berharap mendapat pujian daripadanya. Mengapa? Sebab bapanya sangat sulit mengeluarkan kata-kata pujian kepada anaknya. Ia haus akan pujian. Bagaimana dengan Bapa kita? Ia dapat menerima engkau dan mengasihi engkau tanpa engkau harus berbuat sesuatu terlebih dahulu.

Seorang hamba Tuhan Douglas Easterday – membeli sebuah mobil yang baru dengan uang tabungannya. Karena baru, ia pun memeliharanya, mencucinya hampir setiap hari bersama-sama dengan anak laki-lakinya yang masih berusia 10 tahun. Suatu hari anak itu dengan hati yang bangga ingin membantu orantuanya mencuci mobil tersebut mengingat sang bapa sibuk hari itu. Dengan gesit ia pergi ke kamar mandi mencari ember dan kain. Ia tidak dapat menemukan kain yang biasa dipakai bapanya untuk mencuci mobil. Akhirnya ia sampai di dapur dan menemukan sabut besi yang biasa dipakai ibunya untuk mencuci kuali/panci. Ia berpikir bahwa panci saja bersih dengan sabut besi, apalagi mobil! Dengan sabut itulah ia mencuci mobil. Ia begitu rajin menggosokkan sabut itu sampai seluruh bagian mobil itu merata digosok. Betapa kagetnya takkala ia melihat bahwa mobil tersebut penuh dengan bilur-bilur. Ia takut sekali dan merasa bersalah. Dengan wajah pucat pasi ia menatap kepada bapanya. Tentu saja teman saya sangat terkejut waktu ia mendengar laporan tersebut. Sewaktu ia mencari hukuman apa yang cocok untuk anaknya, tiba-tiba Bapa di surga berfirman,” Hambaku, janganlah engkau menhukum anakmu. Ia mempunyai motivasi yang benar tetapi ia belum mengerti cara yang benar.” Teman saya memeluk anak itu dan berkata,” Anakku… Papa tahu hatimu, engkau ingin menolong Papa, tidak apa-apa anakku.” Bapa di surga tidak melihat kesalahan tetapi Ia melihat motavasi kita. Percayalah Dia sangat mengasihi kita. Dia ingin kita mempunyai hati yang seperti Dia.
Tuhan Memberkati Anda.

 

Komentar

Postingan Populer