Cara Penyiraman Adenium

Cara Penyiraman Adenium
Joshua Ivan Sudrajat S



INTERVAL PENYIRAMAN ADENIUM
Kapan saya harus menyiram adenium saya, seberapa sering, seberapa banyak harus disiram ? Pertanyaan diatas sangat sering kita temui. Tidak hanya bagi pemula, tetapi juga bagi banyak orang yang sudah lama memelihara adenium, dan mengalami krisis kepercayaan, terutama jika sebagian koleksinya mengalami masalah busuk batang, atau masalah lain terkait penyiraman adenium yang dimiliki, semua pengetahuan dan ilmu yang dimiliki jadi pupus.

Penyiraman adenium sangat ditentukan banyak faktor, tidak ada satu metoda atau cara yang paling benar. Dipengaruhi oleh usia tanaman, besar kecilnya, media tanamnya dan besar kecil potnya, kondisi tanaman, kondisi lingkungan eksternal seperti intensitas sinar matahari, angin, dll. Untuk dapat mengetahui kebutuhan adenium kita akan air, sebagai pencinta adenium tentu saja kita harus mempelajari perilaku dan kebiasaannya sebagai berikut :

Untuk pertama kali siram adenium tadi, usahakan menyiram sampai basah dan merata. Setelah itu tergantung media yang digunakan, biasanya 2 hari setelahnya media akan nampak mengering dipermukaan. Tetapi kalau kondisi internal dan eksternalnya berbeda bisa saja dalam waktu tersebut media masih basah. Atau bisa saja media diatas kering tetapi didalam masih basah, hal ini terutama jika menggunakan sekam. Untuk memastikan coba angkat potnya, dan rasakan perbedaannya dibandingkan dengan media dalam keadaan kering. Jika terasa ringan, berarti penyiraman selanjutnya dapat dilakukan. tetapi jika masih terasa agak berat, berarti keesokan harinya harus dicek kembali. Penyiraman sangat tergantung dari media yang kita gunakan. Sekali kita mengetahui formulanya, penyiraman merupakan rutinitas yang menyenangkan.

Usahakan antar waktu penyiraman dilakukan dengan menambah 1 hari media dalam keadaan kering. Penyiraman berikutnya dilakukan dengan menyiram medianya sampai air mengalir keluar dari lubang didasar pot. Pastikan air mengalir beberapa saat, sehingga air merata meresap keseluruh media, agar perakaran berkembang merata dan optimal. Disamping itu agar sisa-sisa pemupukan yang masih tertinggal dapat larut terbawa air, dan tidak menumpuk dimedia tanam, atau didasar pot.

Penyiraman dilakukan dengan memperhatikan kondisi tanaman, tidak selamanya interval yang dilakukan berlaku, mengingat kondisi tanaman berbeda-beda. Setelah berbunga umumnya penyiraman dikurangi, karena pada saat ini metabolisme tanaman menurun, dan sedang mengatur nafas untuk melanjutkan siklusnya kembali. Jika kita temui sebagian daun tiba-tiba menguning, atau cabangnya tampak gundul, kurangi penyiraman media terlalu banyak menyimpan air. Jika bonggol tampak mengkerut, salah satu faktornya penyiraman yang tidak teratur dan intensitasnya kurang. Untuk mengatasinya dapat dilihat pada Tips Jika bonggol anda mengkerut. Jika tampak pertumbuhannya ekstrem disisi yang lain, mungkin saja peyiramannya tidak merata. Jika tanaman tidak berbunga dalam jangka waktu lama, penyiraman merupakan salah satu faktor dan solusinya.

Jika terlihat adenium kita mulai mengeluarkan tunasnya, berarti adenium kita sedang energi penuh untuk tumbuh. Penyiraman harus dilakukan untuk mendukung pertumbuhannya. Pada saat ini pertumbuhannya sangatlah pesat.. Jangan sampai kekeringan, karena pertumbuhan yang baru dimulai dapat berhenti seketika karena metabolismenya terganggu. Untuk memulainya kembali dibutuhkan waktu yang lama. Penyiraman teratur dan jumlah yang cukup akan membuat pertumbuhannya maksimal, dan pembungaan yang lebih kompak.


Ikutan nimbrung diskusi “musim hujan” dari sisi yang lain. Menurut hemat saya, musim hujan dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu :

Awal musim hujan (akhir musim kemarau)

Ciri, sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah) tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun air permukaan sedikit.

Dampak bagi tanaman :
Proses transpirasi (proses pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena bahang panas pada fase musim ini juga tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok.

Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti pada musim panas), namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang penyakit.

Pertengahan musim hujan
Ciri, sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.

Dampak bagi tanaman :
Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.

Akhir musim hujan (awal musim kemarau)

Ciri, sinar matahari mulai banyak terlihat, suhu udara naik, kelembaban udara absolute (Ah) naik / tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) turun/rendah, hujan semakin jarang terjadi, dan sumber air tanah melimpah sedang air permukaan menurun.

Dampak bagi tanaman :
Transpirasi dapat berjalan dengan baik dan dengan demikian proses penyerapan nutrisi dapat berlangsung dengan baik pula. Proses pertumbuhan tanaman dimulai kembali.

Apakah pembangunan “green house” dapat memecahkan masalah musim hujan ? penanganan green house yang tidak tepat justru akan memperparah keadaan, “menyelesaikan masalah dengan menambah masalah baru”.
Demikian rekans, pemahaman saya tentang musim hujan.

Komentar

Postingan Populer