Mandat Allah Dalam Penciptaan Alam Semesta

Paulus Roi
 Sumber : http://paulusroi.com/2015/mandat-allah-dalam-penciptaan-alam-semesta.htm

Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Ia menciptakan dunia beserta segala isinya untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Mula-mula Ia menciptakan langit dan bumi (Kej 1:1). Lalu Ia menciptakan terang, cakrawala, tumbuh-tumbuhan, benda-benda penerang di langit, dan berbagai macam binatang (Kej 1:3-25). Sebagai puncak dari seluruh karya penciptaan itu, Ia menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kej 1:26). Setelah itu Ia memberikan mandat kepada manusia untuk dikerjakan.
Dalam Kejadian 1:28 dikatakan:
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Ada dua mandat yang Allah berikan kepada manusia. Pertama, Ia memerintahkan agar manusia beranak cucu, bertambah banyak, dan memenuhi bumi. Kedua, Ia memerintahkan agar manusia menaklukan bumi dan berkuasa atas ciptaan lainnya.
Mandat Allah itu tidak pernah dibatalkan. setelah kejatuhan manusia dalam dosa, mandat Allah itu tetap berlaku. Allah memberikan mandat yang sama kepada Nuh setelah Ia mendatangkan air bah yang menghancurkan isi dunia. Dalam Kejadian 9:1-2 Ia berkata:
Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan.

Mandat Pertama: Bertambah Banyak Dan Memenuhi Bumi

Mandaat Allah Dalam Penciptaan Alam SemestaProkreasi adalah mandat pertama yang Allah berikan kepada manusia. Allah rindu manusia memenuhi bumi dengan gambar dan rupa-Nya. Akan tetapi, setelah manusia jatuh dalam dosa, gambar dan rupa Allah yang terdapat dalam diri manusia itu menjadi rusak. Semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23).
Walaupun demikian, rencana dan maksud Allah dalam penciptaan alam semesta tidak akan pernah gagal. bagi manusia yang telah mengalami kelahiran kembali, Allah akan memulihkan gambar dan rupa-Nya itu dalam diri mereka. Roma 8:29 mengatakan:
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Allah rindu manusia menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya yang adalah gambar Allah yang sempurna. Dengan kata lain, prokreasi yang Allah inginkan bukan sekedar menghasilkan keturunan jasmaniah, tetapi juga menghasilkan gambaran Kristus. Karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa mengajar anak-anak untuk mengenal Allah dan bertumbuh di dalam-Nya supaya mereka menjadi serupa dengan Kristus.
Hal ini juga sejalan dengan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus dalam Matius 28:19-20:
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Yesus rindu semua bangsa menjadi murid-Nya dan hidup seturut kehendak-Nya. Itulah tugas dan panggilan kita sebagai orang Kristen, bukan sekedar menghasilkan keturunan jasmaniah, tetapi lebih dari pada itu, menghasilkan gambaran Kristus. Karena itu, tak ada alasan untuk tidak mengerjakan tugas dan panggilan tersebut. Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk bermultiplikasi dan memenuhi bumi dengan gambar Allah, yaitu dengan memberitakan Injil dan menjadikan segala bangsa murid Kristus.

Mandat Kedua: Menaklukkan Segala Ciptaan Dan Berkuasa Atasnya

Sebagai gambar dan rupa Allah, manusia adalah wakil Allah di dunia. Karena itu, Allah menempatkan manusia lebih tinggi dari pada segala ciptaan lainnya dan memberinya kuasa untuk menaklukkan segala ciptaan tersebut. Kita patut mengucap syukur atas segala kemuliaan yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Dalam hal ini kita dapat meneladani raja Daud yang menyatakan rasa syukurnya itu melalui sebuah mazmur yang indah dalam Mazmur 8:5-9:
Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?
Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah,
dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu;
segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
Walaupun demikian, kita perlu menyadari bahwa kemuliaan yang Allah anugerahkan kepada kita juga disertai dengan tanggung jawab. Kuasa atas segala ciptaan yang Allah anugerahkan kepada kita harus senantiasa kita pergunakan dalam takut akan Allah. Kita harus mempergunakannya dengan bertanggung jawab dan demi kemuliaan Allah.
Allah mengizinkan kita memanfaatkan segala ciptaan lainnya. Akan tetapi, Ia juga menghendaki agar kita mengelolanya. Sebagai contoh, Allah memberikan taman Eden kepada Adam, tetapi Ia juga memerintahkan agar Adam mengusahakan serta memelihara taman itu (Kej 2:15). Karena itu, kita harus senantiasa menyadari tugas dan tanggung jawab kita untuk mengelola ciptaan Allah dalam rasa syukur atas kemuliaan yang telah Allah berikan kepada kita.
Akhirnya, marilah kita mengucap syukur atas segala kemuliaan yang telah Allah anugerahkan kepada kita sebagai gambar dan rupa-Nya. Marilah kita mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang telah Allah percayakan kepada kita dalam ketundukan penuh kepada-Nya.

Komentar

Postingan Populer