Belajar Tentang Pembuatan Minyak Urapan
Belajar Tentang Pembuatan Minyak
Urapan
APA YANG KITA DAPATKAN DARI
PERJANJIAN LAMA?
Minyak
urapan muncul untuk pertama kalinya dalam kitab Keluaran 25:6 “minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk
minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian”. Menurut konteks pasal 25
Kitab Keluaran, minyak urapan merupakan
salah satu bagian penting dalam Kemah Suci yang didirikan oleh Musa di padang
gurun. Minyak urapan bukan terdiri dari satu jenis bahan tetapi racikan dari
berbagai-bagai rempah-rempah. Yang menarik adalah bahwa rempah-rempah itu
dipungut dari persembahan khusus umat Allah (Keluaran 25:1-6).
Minyak
urapan berasal dari dua kata Ibrani:
1.
shemen yang berarti fat, oil[1][3] (gemuk, minyak). Kata lashemen dapat juga
berarti: fatness, olive oil, as staple,
medicament or unguent , for anointing, fat (used of fruitful land, valleys)
(metaphorical).
2.
mishchah atau moshchah yang berarti consecrated portion, anointing oil,
portion, ointment, anointing portion[2][4]
Jadi minyak
urapan dapat dijelaskan sebagai anounting oil atau consecreated portion oil.
Jadi ia adalah materi yang penting karena dikhususkan untuk pengurapan.
Sifatnya adalah kudus sehingga menjadi khusus untuk urapan dan bukan untuk yang
lain-lain (Dan kepada orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang
harus menjadi minyak urapan yang kudus bagi-Ku di antara kamu turun-temurun.
Keluaran 30:31)
Minyak
urapan adalah racikan dari berbagai-bagai rempah-rempah yang diracik secara
apik dan khusus oleh ahlinya (Keluaran
35:15 mezbah pembakaran ukupan dengan kayu pengusungnya, minyak urapan
dan ukupan dari wangi-wangian; tirai pintu untuk pintu Kemah Suci) bandingkan
dengan: Keluaran 35:28 “rempah-rempah
dan minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari
wangi-wangian.” Minyak urapan terbuat dari bahan-bahan khusus dan melalui
proses pembuatan yang unik dan teliti. Unik karena bahan-bahan pembuatnya
adalah bahan-bahan pilihan, dan teliti karena harus dikerjakan menurut standard
pembuatan para ahli.
Racikan
minyak urapan itu dijelaskan sebagai berikut: "Ambillah rempah-rempah
pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari
itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh
syikal, dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan
minyak zaitun satu hin. Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan
yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti
buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak
urapan yang kudus.” (Keluaran 30:22-25)
Dari
ayat-ayat tersebut di atas, kita dapat menginventarisasi bahan-bahan material
dari minyak urapan. Bahan-bahannya adalah adalah rempah-rempah yang terdiri
dari:
Mur tetesan 500 syikal. Mur berasal dari kata Ibrani, maar. Dalam bahasa Inggris disebut more atau mowr yang berarti myrrh an Arabian gum from the bark of a tree, used in sacred oil and in perfume. MYRRH (mur) dapat kita pahami dari uraian berikut ini. (mor atau mowr; Arab Murr]): Zat ini disebutkan sebagai bahan berharga untuk parfum (Ps 45:8; Amsal 7:17, Kid 3:6; 4:14), dan sebagai salah satu unsur dari dupa suci (Kel 30:23, lihat juga Kid. 4:6; 5:1,5,13). Mor umumnya diidentifikasi dengan "mur" yang diperdagangankan, permen karet kering dari jenis balsam (Balsamodendron myrrha).
Mor berasal dari pohon tumbuh yang banyak tumbuh di Saudi. Memiliki kulit terang-abu-abu, yang memancarkan getah karet di tetes air mata kecil yang kering berwarna coklat atau kuning kemerahan. Memilik aroma yang khas dan menyenangkan. Ia hangat dan rasanya pahit. Mur digunakan sebagai obat (Markus 15:23). Besar kemungkinan bahwa smurna, di Perjanjian Baru adalah hal yang sama. Dalam Mat 2:11 itu dibawa oleh "orang bijak" dari Timur sebagai korban untuk bayi Juruselamat; dalam Markus 15:23 itu ditawarkan bercampur dengan anggur sebagai anestesi terhadap penderitaan Penebus, dan dalam Yohanes 19:39 sebuah "campuran mur dan gaharu" di bawa oleh Nikodemus untuk merempahi jenazah Yesus. Kayu manis yang harum 250 syikal. Kayu manis dari kata Ibrani Waqinmaan; yang dalam bahasa Inggris adalah qinnamown; cinnamon; a fragrant bark used as spice.
CINNAMON dapat dijelaskan sebagai berikut: Sin'-a mun, qinnamon; kinnamomon. Disebutkan cassia. Dalam Kel 30:23 ini adalah salah satu bahan dari "minyak urapan yang kudus", di dalam Amsal 7:17 itu, bersama dengan mur dan gaharu, dibuat menjadi parfum untuk tempat tidur, pada Kidung Agung 4:14, adalah bumbu yang sangat berharga. Cinnamon adalah (Wahyu18:13) bagian dari barang perdaganganan di "Babel besar.
Cinnamon adalah produk zeylanicum Cinnamomum, tanaman laurel yang luas dibudidayakan di Ceylon dan Jawa. Memiliki bunga putih berlimpah, menghasilkan kacang sebagai penghasil minyak wangi. Kayu ini memiliki kulit bagian dalam dari cabang yang telah mencapai diameter dari 2 menjadi 3 inci. epidermis dan materi lembek yang secara hati-hati dikerok sebelum pengeringan. (dari International Standard Bible Encyclopaedia, Electronic Database Copyright (c) 1996 oleh Biblesoft)
Mur tetesan 500 syikal. Mur berasal dari kata Ibrani, maar. Dalam bahasa Inggris disebut more atau mowr yang berarti myrrh an Arabian gum from the bark of a tree, used in sacred oil and in perfume. MYRRH (mur) dapat kita pahami dari uraian berikut ini. (mor atau mowr; Arab Murr]): Zat ini disebutkan sebagai bahan berharga untuk parfum (Ps 45:8; Amsal 7:17, Kid 3:6; 4:14), dan sebagai salah satu unsur dari dupa suci (Kel 30:23, lihat juga Kid. 4:6; 5:1,5,13). Mor umumnya diidentifikasi dengan "mur" yang diperdagangankan, permen karet kering dari jenis balsam (Balsamodendron myrrha).
Mor berasal dari pohon tumbuh yang banyak tumbuh di Saudi. Memiliki kulit terang-abu-abu, yang memancarkan getah karet di tetes air mata kecil yang kering berwarna coklat atau kuning kemerahan. Memilik aroma yang khas dan menyenangkan. Ia hangat dan rasanya pahit. Mur digunakan sebagai obat (Markus 15:23). Besar kemungkinan bahwa smurna, di Perjanjian Baru adalah hal yang sama. Dalam Mat 2:11 itu dibawa oleh "orang bijak" dari Timur sebagai korban untuk bayi Juruselamat; dalam Markus 15:23 itu ditawarkan bercampur dengan anggur sebagai anestesi terhadap penderitaan Penebus, dan dalam Yohanes 19:39 sebuah "campuran mur dan gaharu" di bawa oleh Nikodemus untuk merempahi jenazah Yesus. Kayu manis yang harum 250 syikal. Kayu manis dari kata Ibrani Waqinmaan; yang dalam bahasa Inggris adalah qinnamown; cinnamon; a fragrant bark used as spice.
CINNAMON dapat dijelaskan sebagai berikut: Sin'-a mun, qinnamon; kinnamomon. Disebutkan cassia. Dalam Kel 30:23 ini adalah salah satu bahan dari "minyak urapan yang kudus", di dalam Amsal 7:17 itu, bersama dengan mur dan gaharu, dibuat menjadi parfum untuk tempat tidur, pada Kidung Agung 4:14, adalah bumbu yang sangat berharga. Cinnamon adalah (Wahyu18:13) bagian dari barang perdaganganan di "Babel besar.
Cinnamon adalah produk zeylanicum Cinnamomum, tanaman laurel yang luas dibudidayakan di Ceylon dan Jawa. Memiliki bunga putih berlimpah, menghasilkan kacang sebagai penghasil minyak wangi. Kayu ini memiliki kulit bagian dalam dari cabang yang telah mencapai diameter dari 2 menjadi 3 inci. epidermis dan materi lembek yang secara hati-hati dikerok sebelum pengeringan. (dari International Standard Bible Encyclopaedia, Electronic Database Copyright (c) 1996 oleh Biblesoft)
3.
Tebu yang baik 250 syikal. Dari kata uwqneh yang berarti qaneh --a reed, a
stalk, a bone, balances. Uraiannya dijelaskan oleh ensiklopedia seperti
berikut: Jelas bahwa qaneh dan kalamos dalam bahsa Yunani memiliki banyak arti.
Kata qaneh digunakan untuk setidaknya dua hal yang berbeda pada dasarnya: (1)
buluh biasa, dan (2) zat aroma yang manis rasanya.
a.
buluh yang paling umum di Palestina adalah donax Arundo (Natural Order
Gramineae), yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai qacabfarasi, "buluh
Persia." Tumbuh dalam jumlah besar di lembah Yordan di sepanjang sungai
dan anak-anak sungainya dan di oasis dekat Laut Mati, terutama sekitar 'Ain
Feshkhah di sudut barat laut. Ini adalah buluh yang tinggi, sering 20 kaki
tingginya, dengan daun hijau segar yang indah di musim panas. "rahasia
dari buluh" (Ayub 40:21) sejumlah besar tempat penampungan hewan dan
kehidupan burung.
b.
Qaneh dalam Yer 6:20 berkualitas ha qaneh-Tobh, "manis" atau
"tebu yang menyenangkan," dan dalam Keluran 30:23, bhosem qeneh,
"jerangau manis," atau, lebih baik, tongkat "dari aroma.
"Kidung Agung 4:14; Yesaya 43:24; 27:19. Rupanya mengacu pada hal yang
sama. qaneh adalah bahan dari minyak urapan (Keluaran 30:23), yang diimpor dari
jarak (Yeremia 6:20; Yehezkiel 27:19), dan itu langka dan mahal (Yesaya 43:24).
(dari International Standard Bible Encyclopaedia, Electronic Database Copyright
(c) 1996 oleh Biblesoft)
4. Kayu Teja 500 syikal. Dari kata
Qidaah (Ibrani) yang berarti A spice, cassia. Uraian tentang ini dijelaskans
bebagai berikut: Cammim (Kel 30:34, "bumbu manis"). Ini adalah
istilah umum untuk bahan halus harum berbentuk bubuk. Bandingkan shamm (Arab),
"bau" atau "indra penciuman"; umumnya diterjemahkan
"dupa manis" (Kel 25:6, 30:7, 31:11, 35:8,15,28, 39:38, 40:27 (King James
Version); Lev 4:7; 16:12, Bil 4:16, 2 Taw 02:04 (King James Version); 13:11).
Dalam Kel 37:29, 40:27, 2 Taw 2:4, kami telah.... "dupa rempah-rempah
manis." (nekho'th;
thumiamata (Kej 37:25, "spicery,"
"gusi tragacanth atau storax"); thumiama "dupa"
(43:11, "spicery"; beberapa versi Yunani dan Vulgata (Jerome's Latin
Alkitab, 390-405 AD) "storax": Storax adalah permen karet kering dari
Styrax officinalis, yang digunakan sebagai bahan dupa agak berbeda dengan yang
sekarang. Tragacanth adalah gusi resinous beberapa spesies vetch susu (Natural
Order, Leguminosae), terutama dari gummifer Astragalus. Terjemahan Septuaginta
"dupa" mungkin adalah terjemahan terbaik. (dari International
Standard Bible Encyclopaedia, Electronic Database Copyright (c) 1996 oleh
Biblesoft)
5.
Minyak zaitun 1 hin. Dari kata zayith (Ibrani) yang berarti olive.
PROSES PERBUATAN MINYAK URAPAN YANG
KHAS
Cara
peracikan MINYAK URAPAN adalah harus dengan cermat seperti buatan seorang
tukang campur rempah-rempah. Jadi dibuat secara khusus dan hati-hati. Tidak
sembarang mencampur. Hal ini dapat kita mengerti karena semua bahan-bahan harus
menurut ukuran atau takaran yang tepat. Tidak lebih dan tidak kurang. Ukuran
tiap gramnya harus tepat. Hal ini
digambarkan dengan pemakaian ukuran berdasarkan syikal (Syikal berasal dari
kata SHEKEL (Ibrani) dan hin (berasal dari kata hiyn (Ibrani) yang berarti: A
liquid measure containing 12 logs, equal to about 8 quarts.)
Kalau kita
mencermati uraian tadi, maka kita dapat mengerti bahwa racikan ini dibuat
berdasarkan takaran yang teliti. Ukuran 500 syikal mur tetesan, 250 syikal kayu
manis yang harum, tebu yang baik 250 syikal, kayu teja 500 syikal, dan minyak
zaitun 1 hin. Bahasa yang paling tepat untuk menterjemahkan kata roqeeach
maaseeh adalah The Art of The Apothecary. Mengherankan sekali bahwa ternyata
prinsip-prinsip peracikan apoteker yang harus melalui standar mutu telah ada
ribuan tahun yang lalu pada zaman Israel Purba.
Teknis
raqach dapat dijelaskan oleh The Online Bible Thayer's Greek Lexicon and Brown
Driver & Briggs Hebrew Lexicon, parsing kata raqah sebagai berikut: וקה adalah: qal, ptc, ms, ןקה ,955, mix, compoun.
Jadi
apoteker adalah seorang pria yang bekerja untuk meracik (Qal) to mix, to compound.
Dia adalah seorang apoteker yang juga ahli dalam hal wangi-wangian perfumer
(participle). Tidak mengherankan bahwa minyak urapan selain terbuat dari
bahan-bahan yang terpilih dengan ukuran yang teliti, minyak ini juga melalui
tahapan pembuatan hasil karya yang bernilai seni tinggi. Tingkat keharuman
parfumnya di atur oleh seorang yang paham dan mengerti wangi-wagian.
Bila kita
mengamati uraian di atas, maka jelas bagi kita sekarang beberapa hal sebagai
berikut:
1.
Minyak urapan terbuat dari bahan-bahan material pilihan. Tidak asal ada tetapi
melalui mekanisme pemilihan bahan-bahan yang terbaik oleh ahlinya
2.
Minyak urapan tidak dibuat secara sembarangan. Ia dibuat dengan teliti oleh
tangan ahli yang bernilai seni tinggi. Dibuat menurut kaidah-kaidah apoteker
yang terlatih dan ahli.
Oleh karena
betapa seriusnya keberadaan minyak urapan, yang ditandai dari bahan-bahan yang
terpilih, ukuran yang tepat, dan ahli yag meraciknya, maka kita sekang sampai
kepada kegunaan dari pada minyak urapan. Hal ini berkaitan dengan sifat minyak
urapan yang KUDUS: “minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian untuk tempat
kudus; tepat seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu haruslah mereka membuat
semuanya." (Keluaran 31:11)
Kekudusan
dari minyak urapan ini juga tercermin dari Imamat 10:7 “Janganlah kamu pergi dari depan pintu
Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati, karena minyak urapan TUHAN ada di
atasmu." Mereka melakukan sesuai dengan perkataan Musa.” Para imam yang
telah diurapi dengan minyak urapan, tidak boleh meninggalkan Kemah Suci dan
berbaur dengan orang awam. Pelanggaran akan ini fatal akibatnya. Kematian.
Keseriusan
akan keberadaan Minyak Urapan ini juga tercermin dari keberadaannya yang
harus selalu tersedia: “Tetapi Eleazar,
anak imam Harun, bertanggung jawab atas minyak untuk penerangan, ukupan dari
wangi-wangian, korban sajian yang tetap dan minyak urapan; ia bertanggung jawab
atas segenap Kemah Suci dan segala isinya, yakni barang-barang kudus dan
perabotannya." (Bilangan 4:16)
Mengapa
minyak urapan di buat sedemikian rupa? Pastilah ada alasan yang akan kita coba
jelaskan. Berikut ini adalah PERUNTUKAN
SECARA KHUSUS MINYAK URAPAN MENURUT PL:
MAKNA DAN FUNGSI MINYAK URAPAN
1.
Minyak urapan dituangkan ke atas kepala. ( Keluaran 29:21 Haruslah kauambil sedikit dari darah
yang ada di atas mezbah dan dari minyak urapan itu dan kaupercikkanlah kepada
Harun dan kepada pakaiannya, dan juga kepada anak-anaknya dan pada pakaian
anak-anaknya; maka ia akan kudus, ia dan pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan
pakaian anak-anaknya. BANDING: Imamat
8:12 Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas
kepala Harun dan diurapinyalah dia untuk menguduskannya.) MAKNA yang kita
temukan dari peristiwa seremonial ini adalah melambangkan otoritas yang melekat
pada seorang imam besar. Dalam otoritas keimamam tersebut, ternyata haruslah
terjalin hubungan yang harmonis dengan umatNya. Seorang imam akan menjadi alat
berkat Allah yang memberkati umatNya ketika dia menjalin hubungan yang baik
dengan umatnya. Hal ini tercermin dalam Mazmur 133:1-3.
Pemercikan
ini ternyata berlanjut kepada anak-anak Harun dan kepada pakian mereka. Ini
memperkuat suatu prinsif delegasi otoritas yagn berbasis pada umat. Otoritas
ada untuk melayani dan mewakili umat kepada Allah. Dalam hal ini, kita mengerti
bahwa para imam bukan pelaku dan pemangku tunggal jabatan keimamam, tetapi ada
sekelompok imam yang dipimpin seorang imam besar dalam melaksanakan fungsi
perwakilan kepada Allah. (Imamat 8:30
Dan lagi Musa mengambil sedikit dari minyak urapan dan dari darah yang di atas
mezbah itu, lalu dipercikkannya kepada Harun, ke pakaiannya, dan juga kepada
anak-anaknya dan ke pakaian anak-anaknya. Dengan demikian ditahbiskannyalah
Harun, pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya.)
Fungsi
minyak urapan adalah sebagai instrument seremonial pentahbisan Imam Besar
(Imamat 21:10 Imam yang terbesar di
antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan
di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala
pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik
pakaiannya.). Ada indikasi bahwa seorang raja juga mendapatkan pengurapan yang
sama sebagai tanda keabsahan otoritas pemerintahannya (I Samuel 16:12 Kemudian disuruhnyalah menjemput dia.
Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman:
"Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.")
2.
Diperuntukkan untuk mengurapi Kemah Suci dan segala yang ada didalamnya.
(Keluaran 40:9 Kemudian kauambillah
minyak urapan dan kauurapilah Kemah Suci dengan segala yang ada di dalamnya;
demikianlah harus engkau menguduskannya, dengan segala perabotannya, sehingga
menjadi kudus. Banding: Imamat 8:10 Musa
mengambil minyak urapan, lalu diurapinyalah Kemah Suci serta segala yang ada di
dalamnya dan dikuduskannya semuanya itu.)
APAKAH PERJANJIAN BARU MASIH
MENGAJARKAN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN MINYAK URAPAN?
Sebuah
pertanyaan teologis yang sangat mendasar adalah apakah Minyak Urapan masih
diperlukan dalam zaman Gereja (PB). Secara sepintas kita memang akan dan masih
akan menemukan praktek pemakaian minyak dalam ibadah dan atau pelayanan PB.
Tetapi bila kita meneliti dengan seksama, maka substansi minyak dalam PL dan PB
itu berbeda. Penggunaannya juga sangat berbeda.
Perjanjian
Baru Yunani menggunakan kata αλειφω – ALEIPHÔ dan "χριω - KHRIÔ untuk
tindakan mengurapi dan ελαιον – ELAIÔN untuk minyak. Minyak digunakan untuk
lampu, mengobati orang sakit, mengurapi kepala dan rambut saat pesta. Kata
αλειφω – ALEIPHÔ digunakan untuk pengertian umum sedangkan kata "χριω -
KHRIÔ lebih mengarah kepada makna religius. Hal ini dapat kita teliti paling
tidak dalam tiga ayat dari 3 kitab Perjanjian Baru berikut ini:
1.
Lukas 7:46, Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia
meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. (ελαιω την κεφαλην μου ουκ ηλειψας αυτη
δε μυρω ηλειψεν μου τους ποδας)
2.
Yakobus 5:14, Kalau ada seorang di
antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka
mendoakan dia serta 'mengolesnya' dengan 'minyak' dalam nama Tuhan. (ασθενει
τις εν υμιν προσκαλεσασθω τους πρεσβυτερους της εκκλησιας και προσευξασθωσαν επ
αυτον αλειψαντες αυτον ελαιω εν τω ονοματι του κυριου)
3.
Markus 6:13, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit
dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
(και δαιμονια πολλα εξεβαλλον και ηλειφον ελαιω πολλους αρρωστους και
εθεραπευον)
Kalau kita
membuat kajian eksegetis dari kata ελαιω, maka hasilnya adalah datif, singular...elaion.
artinya, kata minyak merupakan kata benda datif yang berarti berfungsi sebagai
alat atau instrument dan bersifat tunggal. Yang menarik adalah bentuk singular
disini dapat berarti bahwa elaiw bukan bersifat racikan atau terdiri dari
campuran berbagai bahan-bahan rempah seperti yang dimaksudkan dalam PL, tetapi
merupakan satu materi minyak saja. Halini dapat dijelaskan seperti minyak
kelapa sawit, minyak kelapa, dan lain-lain. Minyak ini murni adalah minyak
dalam arti yang sebenarnya. Bukan minyak dalam arti campuran dari
berbagai-bagai bahan minyak atau rempah.
Ada 29 ayat
dalam PB yang menuliskan kata minyak. Dan kalau kita menginventarisasinya, maka
fungsi minyak dapat kita jelaskan sebagai berikut:
1.
Sebagai make up sewaktu berpuasa.
(Matius 6:17 Tetapi apabila engkau
berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,)
2.
Bahan bakar pelita (Matius 25)
3.
Sebagai minyak wangi (Matius 26:7
datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi
minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang
sedang duduk makan.)
4.
Sebagai barang yang dapat diperdagangkan (Matius 26:9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan
mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Bandingkan
Markus 14:4-5; Lukas 16:6; Yohanes 12:5)
5.
Dicurahkan ke tubuh Yesus Kristus (Matius
26:12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu
persiapan untuk penguburan-Ku. Bandingkan Markus 14:8; Lukas 7:38)
6.
Dicurahkan ke atas kepada Yesus Kristus (Markus
14:3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang
duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi
minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher
buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.)
7.
Dioleskan kepada orang sakit (Markus
6:13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit
dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Bandingkan Yakobus 5:14)
8.
Terindikasi dipergunakan untuk meminyaki mayat (bandingkan Markus 16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria
Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi
ke kubur dan meminyaki Yesus. Bandingkan Yohanes 19:39)
9.
Meminyaki kaki Yesus Kristus (Lukas 7:46
Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku
dengan minyak wangi. Bandingkan Yohanes 11:2-3)
-
Sebagai Obat luka (Lukas 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.)
-
Sebagai Obat luka (Lukas 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.)
11. Untuk mengurapai
(Ibrani 1:9 Engkau mencintai keadilan
dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan
minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.")
12. Untuk
memulas mata (Wahyu 3:18 maka Aku
menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah
dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya
engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan
lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.)
Yang paling
menarik dalam dari semua fungsi diatas menurut penulis adalah poin nomor tujuh
(7). Minyak digunakan untuk mengoles orang sakit. Penting bagi kita untuk
mengerti apa sebenarnya konteks dari Yakobus 5:14. Untuk menjelaskannya,
kutipan berikut mungkin memberikan pencerahan:
“Terlepas
dari perdebatan seputar tujuan pengolesan minyak, kita harus memahami bahwa
minyak di sini bukanlah sesuatu yang paling penting atau memiliki kuasa dalam
dirinya sendiri. Hal ini didukung oleh konteks Yakobus 5:14-19 maupun ajaran
Alkitab secara umum. Dalam teks Yunani, kata “mengolesi” (aleipsantes)
berbentuk participle (anak kalimat), yang menunjukkan bahwa tindakan ini
hanyalah sesuatu yang sekunder dibandingkan kata kerja utamanya, yaitu “mendoakan”
(proseuxasthosan).
Makna
seperti ini diekspresikan dengan baik oleh penerjemah RSV maupun NKJV (“let
them pray over him, anointing him with oil”). Pengolesan minyak ini juga tidak
disinggung lagi di ayat 15-18, sebaliknya
Yakobus justru menyoroti kualitas doa yang penuh iman. Alkitab secara
umum juga mencatat bahwa pengolesan minyak bukanlah syarat mutlak bagi
terjadinya kesembuhan. Kesembuhan bisa terjadi melalui jamahan tangan (Mat 8:3;
9:29; 20:34; Mar 1:41; Mar 8:22), jubah (Mat 9:20-22//Mar 5:27-34; Mat
14:36//Mar 6:56), ucapan jarak jauh (Mat 8:5-13//Luk 7:1-10), tanah liat (Yoh
9:6-7), bayangan (Kis 5:15-16) maupun sapu tangan (Kis 19:12).
Pengolesan minyak di sini kemungkinan memiliki makna simbolis. Tindakan ini menyiratkan perkenanan Tuhan atas orang yang sakit itu. Karena pengolesan ini adalah lambang perkenanan Tuhan, maka yang paling tepat untuk melakukan tindakan ini adalah para penatua, karena merekalah yang sudah dewasa dalam Tuhan. Makna simbolis ini juga didukung oleh penggunaan kata kerja aleipho di Yesaya 40:15 (LXX) yang merujuk pada pengurapan secara simbolis (bukan untuk penyembuhan penyakit)”.[3][5]
Mari kita
luruskan pengertian kita sekarang. Pengurapan dalam konteks PB memang masih dilakukan
sebagai tanda perkenanan Allah. Dan akhirnya itu juga dilakukan bagi semua
orang. Secara khusus dalam konteks orang sakit yang tidak berdaya (sakit
parah). Ini adalah salah satu aspek. Aspek yang lain dari kontek ayat ini tentu
adalah kesembuhan walau itu bukan prioritas (doa adalah prioritas). Yang kita
dapat mengerti kini adalah bahwa minyak untuk mengurapi orang sakit bukanlah
faktor terpenting tetapi sekunder. Yang terpenting dari proses ini adalah doa
yang sungguh-sungguh dari orang-orang beriman.
Kita disini belajar bahwa semua yang kita lakukan haruslah sesuai dengan Arahan Roh Kudus, jangan jadi rutinitas sehingga kita terjebak oleh roh agamawi, namun minyak urapan itu hanya sebagai simbol dan lambang. Tanpa Kuasa dari Darah Yesus maka semuanya akan sia-sia. Yang terpenting adalah sekarang kita belajar bersekutu dan menjalin persekutuan yang intim dengan Tuhan Roh Kudus.
Kiranya Tulisan yang saya buat ini menjadi berkat buat pembaca semuanya.
Dari Berbagai Sumber
Komentar
Posting Komentar