Melayani Tuhan
Melayani Tuhan
Oleh: Ps. Dr. Donald S. Whitney.
1 Petrus 4:10 “Layanilah seorang akan yang lain,
sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus
yang baik dari kasih karunia Allah.”
Matius 20:28 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang .”
Melayani Tuhan bukanlah sesuatu yang main-main. Betapa
tidak! Taruhannya adalah nyawa kita. Tuhan menghendaki agar pelayanan kita
kepadaNya itu menduduki prioritas utama dalam hidup kita. Kita tidak dapat
memandang kegiatan melayani Tuhan sebagai sesuatu yang hanya kita lakukan untuk
mengisi waktu saja. Tuhan tidak mau mempunyai hamba-hamba yang memberi kepada
Dia sisa-sisa dari apa yang dimilikinya.
Melayani dapat mencakup pelayanan di hadapan umum
seperti berkhotbah dan mengajar, tetapi dapat juga mencakup pelayanan di
belakang layar seperti misalnya menjemput mereka yang tidak memiliki kendaraan
ke gereja, memimpin kelas balita, mencuci piring-piring kotor selesai acara
ramah tamah dan memarkir kendaraan dihalaman gereja. Melayani dapat terlihat
nyata di hadapan orang banyak seperti memimpin nyanyi, tetapi dapat pula tidak
terlihat oleh orang banyak seperti mengatur kursi gereja.
Sifat “kedagingan” kita tidak menyukai
perbuatan-perbuatan baik yang tidak dilihat orang. Sifat kedagingan kita tidak
menyukai perbuatan-perbuatan baik yang perlu dilakukaan secara rutin. Dua dari
antara dosa-dosa yang mematikan: kemalasan dan kesombongan. Kedua dosa itu
memburamkan mata kita dan memborgol tangan dan kaki kita sehingga kita tidak
dapat melayani (walau kita tahu bahwa kita seharusnya melayani). Atau kalau
kita melayani pun, kita tidak melakukannya sebagaimana yang kita inginkan.
Kalau kita tidak mendisiplin diri untuk melayani demi Tuhan Yesus dan KerajaanNya,
kita hanya akan melayani sekali-sekali saja, atau kalau kita merasa waktunya
tepat saja, atau kita hanya melayani diri sendiri. Bila demikian, nanti
di hadapan tahta pengadilan Allah, kita akan sangat menyesal.
TUHAN MENGHENDAKI SETIAP ORANG PERCAYA MELAYANI
Ketika Tuhan memanggil orang-orang pilihanNya, Ia
tidak memanggil mereka untuk menganggur saja. Sewaktu kita dilahirkan kembali
dan dosa-dosa kita diampuni, darah Tuhan Yesus Kristus menyucikan hati nurani
kita (ibrani 9:14), supaya kita dapat “melayani Allah yang hidup”. “Layanilah
seorang akan yang lain” (1 Petrus 4:10 ). Itu adalah amanat bagi setiap
orang Kristen lahir baru. Tentu saja, adanya motif yang benar-benar sangatlah
penting dalam melaksanakan pelayanan bagi Tuhan.
Yang sangat mengagumkan adalah kehadiran Tuhan kita di
dunia semata-mata untuk melayani dan menjadi pelayan bagi manusia (Mat. 20:28;
Luk. 22:27). Pelayanan terbesar yang Yesus lakukan bagi kita adalah
mengorbankan nyawa-Nya agar kita diselamatkan. Ada pun bentuk pelayanan kita di
dunia ini adalah melakukan tugas yang telah Tuhan berikan kepada kita dan
meneladani kehidupan Kristus selama hidup-Nya di dunia (1 Yoh.2:6).
Apakah melayani Tuhan merupakan pilihan atau tujuan
hidup kita?
1. Kita diciptakan untuk melayani Allah.
Alkitab berkata: Allah membentuk kita supaya kita
melakukan hal-hal yang baik yang sudah dipersiapkannya untuk kita (Ef.2:10).
Hal-hal yang baik inilah pelayanan kita. Kapanpun kita melakukan hal yang baik
terhadap orang lain, asalkan kita melakukannya untuk Tuhan, kita sebenarnya
sedang melayani Allah (Kol. 3:23; Mat. 25:40; 45).
2. Kita diselamatkan untuk melayani Allah.
Allah menebus kita supaya kita bisa melakukan
pekerjaan kudusnya. Kita tidak diselamatkan oleh pelayanan, tetapi kita
diselamatkan untuk pelayanan. Dalam kerajaan Allah, kita memiliki sebuah
tempat, sebuah tujuan, sebuah peran, sebuah fungsi untuk dilaksanakan. Ini
memberi arti dan nilai yang luar biasa kepada kehidupan kita. Yesus harus mengorbankan
nyawaNya sendiri untuk membeli keselamatan kita. Kita tidak melayani Allah
karena rasa bersalah atau ketakutan atau bahkan kewajiban, tetapi karena
sukacita dan ucapan syukur yang dalam atas apa yang telah Dia kerjakan bagi
kita. Kita berhutang nyawa kepadaNya (1Kor. 6:20). Melalui keselamatan, masa
lalu kita telah diampuni, masa kini kita diberi makna, dan masa depan kita
dijamin.
Istilah lain dalam bahasa inggris untuk melayani Allah
yang salah dimengerti oleh banyak orang adalah ministry (pelayanan sebagai
gembala/pendeta). Ketika sebagian orang mendengar kata “pelayanan” mereka
berpikir tentang gembala, pendeta, dan rohaniwan profesional, tetapi Allah
berkata setiap anggota keluargaNya merupakan seorang pelayan (minister).
Di dalam Alkitab, kata hamba (servant) dan
pelayanan (minister) adalah sinonim, seperti halnya service dan
ministry. Jika Anda seorang Kristen, Anda merupakan seorang pelayan (minister)
dan Anda melayani (serving atau pun ministering).
3. Kita dipanggil untuk melayani Allah.
Ketika bertumbuh, kita mungkin mengira bahwa
“dipanggil” oleh Allah merupakan sesuatu yang hanya dialami oleh para
misionaris, gembala, dan pekerja gereja purna waktu lainnya, tetapi Alkitab
berkata bahwa semua orang kristen dipanggil untuk melayani. Panggilan kita
untuk keselamatan meliputi panggilan Anda untuk melayani. Keduanya sama. Tidak
peduli apa pekerjaan atau karier kita, kita dipanggil untuk pelayanan kristiani
purna waktu.
Seorang kristen yang tidak melayani merupakan sebuah
pernyataan yang bertentangan. Setiap kali kita memakai kemampuan-kemampuan yang
diberikan Allah untuk menolong orang lain, kita sedang memenuhi panggilan kita.
4. Kita diperintahkan untuk melayani Allah.
Bagi orang-orang Kristen, pelayanan bukanlah pilihan,
sesuatu untuk dimasukkan ke dalam jadwal kita jika kita bisa menyediakan waktu.
Pelayanan adalah inti kehidupan Kristen. Yesus datang untuk melayani dan untuk
memberi. Dan kedua kata kerja tersebut seharusnya juga menjadi ciri kehidupan
kita di dunia. Kita seharusnya menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.
Enam Hal yang Harus Menggerakkan Orang Percaya Dalam
Melayani Tuhan:
1. Tergerak Oleh Kepatuhan / Ketaatan
Di dalam kitab Ulangan 13:4, nabi Musa menulis,
“Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus
berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya kamu harus
berbakti dan berpaut.” Ayat tersebut berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah.
Di tengah rangkaian kata-kata yang memerintahkan agar kita patuh kepadaNya,
terdapat perintah “kepadaNya harus kamu berbakti”. Berbakti kepadaNya berarti
mengabdi kepadaNya dan melayani Dia. Ya, kita harus melayani Dia karena kita
mau mematuhi Dia. Jika kita tidak melayani Tuhan, itu berarti tidak
mematuhi Dia. Jadi, tidak melayani Tuhan adalah suatu dosa.
2. Tergerak Oleh Rasa Syukur / Terima kasih
Tidakkah Anda ingat, bagaimana malangnya hidup Anda
sebelum mengenal Yesus Kristus, tanpa tujuan dan tanpa harapan? Tidakkah Anda
ingat, bagaimana berdosanya Anda kepada Tuhan? Tidakkah Anda ingat, bagaimana
rasanya ketika Anda tahu bahwa Tuhan Yesus bersedia mati bagi Anda, mengampuni
dosa-dosa Anda yang sangat banyak agar Anda selamat dan memberi Anda jaminan
hidup kekal di sorga?
Seorang yang sungguh sadar bahwa hidupnya saat ini
adalah anugerah Tuhan akan mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia akan
melayani Tuhan seumur hidupnya meskipun ia tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa
membalas anugerah Tuhan yang besar itu.
Dengan memberikan diriNya sendiri sebagai korban
penebusan dosa Anda, Tuhan Yesus sudah melakukan sesuatu yang terbesar bagi
Anda. Tidak ada pemberian yang lebih besar daripada itu. Tidakkah Anda
menyadari bahwa tidak ada yang lebih besar yang dapat ia perbuat bagi Anda
daripada memberikan dirinya bagi keselamatan Anda? Dia adalah segalanya bagi
kita. Kalau kita sebagai hambanya tidak dapat melayani Dia dengan penuh rasa
terima kasih, apa yang dapat membuat kita berterima kasih kepadaNya?
3. Tergerak Oleh Sukacita
Berikut ini isi pesan Mazmur 100:2: “Beribadahlah
kepada Tuhan dengan sukacita.” Melayani Tuhan tidak pantas dilakukan dengan
hati yang mengomel atau kecut. Kita harus melakukannya dengan sukacita. Pada
zaman dahulu kala, hamba-hamba raja sering dijatuhi hukuman mati hanya
karena bermuka muram sewaktu melayani sang raja. Ada sesuatu yang tidak beres
pada diri Anda kalau Anda tidak dapat melayani Tuhan dengan sukacita. Kalau
anda melayani Tuhan hanya karena Anda merasa itu sudah kewajiban Anda, tidaklah
aneh kalau Anda tidak dapat melayani Dia dengan sukacita. Kalau Anda melayani
Tuhan hanya karena Anda mau masuk surga, tidaklah aneh kalau Anda tidak dapat
melayani Dia dengan sukacita. Sebaliknya orang Kristen yang berterima kasih
atas apa yang telah Tuhan lakukan baginya akan dapat melayani Tuhan dengan
sukacita dan sukarela.
4. Digerakkan Oleh Fakta Sudah Diampuni
Jika Anda membaca Yesaya 6:6-8 di situ Anda mendapati
apakah nabi Yesaya menanggapi panggilan Allah dan siap melayani Allah karena ia
merasa bersalah? Bukan! Karena Allah sudah menghapus kesalahannya. Anak-anak
Allah melayani Tuhan bukan supaya mereka diampuni, tetapi karena mereka sudah
diampuni. Jika kita melayani Tuhan hanya karena kita merasa bersalah kalau kita
tidak melayani Dia, gambarannya kita ini seperti orang yang melayani dengan
kaki yang dirantai pada pergelangannya. Tidak ada kasih dalam pelayanan itu.
Yang ada hanyalah upaya dan upaya. Tidak ada sukacita dalam pelayanan
itu, yang ada ialah kewajiban dan kejemuan. Kita seharusnya melayani dengan
sukcita karena kematian Kristus sudah membebaskan kita dari cengkeraman kuasa
dosa.
5. Digerakkan Oleh Kerendahan Hati
Yesus adalah hamba yang sempurna. KebesaranNya
terlihat dari kesediaanNya merendahkan diri, melayani kedua belas
murid-muridNya. Sungguh, suatu kerendahan hati yang mencengangkan. Yesus, Tuhan
dan Guru murid-murid itu, mencuci kaki mereka untuk memberi contoh
bagaimana murid-muridnya harus melayani dengan kerendahan hati. Dalam kehidupan
ini selalu ada kecenderungan dalam diri kita (Alkitab menyebutnya sebagai
“kedagingan”) untuk berkata, “kalau saya harus melayani, saya harus mendapatkan
sesuatu.
Kalau saya mendapat imbalan, atau mendapat pujian
bahwa saya ini rendah hati, atau memperoleh keuntungan bagi diri saya sendiri,
saya akan berusaha tampil rendah hati dan mau melayani. Itu namanya bukan melayani
seperti Kristus tetapi itu namanya munafik. Dengan kuasa Roh Kudus, kita harus
menolak pelayanan yang bermotivasi mementingkan diri sendiri. Itu adalah
motivasi yang tidak benar. Kerendahan hati kita dalam melayani harus tulus,
“menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri (Filipi 2:3). Orang
Kristen seharusnya melayani dengan rendah hati karena hal itu membuat dirnya
menjadi semakin seperti Yesus.
6. Digerakkan Oleh Kasih
Menurut Galatia 5:13, pelayanan harus dilakukan atas
dasar kasih. Tidak ada “bensin” yang lebih baik untuk menggerakkan kita
melayani dan memberi semangat selain kasih. Dalam pelayanan kita kepada Tuhan,
kita melayaniNya bukan demi memperoleh uang, tetapi kita melakukannya atas
dasar kasih kepada Tuhan dan kepada sesama. Melayani Tuhan bukanlah persoalan
suka atau tidak suka. Kita diberi amanat, “pergilah!” maka kita pergi. Kasih
Yesuslah yang mendesak kita pergi melayani. Kalau orang-orang Kristen dipenuhi
dengan kasih Yesus, mereka akan digerakkan pula oleh kasih Yesus. Hasilnya
mereka “tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang
telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 korintus 5:14-15). Mereka
melayani Allah dan sesamanya atas dasar kasih Yesus.
SETIAP ORANG KRISTEN MEMPUNYAI KARUNIA UNTUK MELAYANI
Karunia-karunia Roh menunjukkan peran-peran kita dalam
pelayanan. Semua manusia dilahirkan dengan bakat dan talenta tertentu, namun
hanya orang percaya yang diberikan karunia-karunia Roh. Karunia-karunia Roh
dianugerahkan kepada kita ketika kita dilahirkan kembali dan menjadi bagian
dari tubuh Kristus (gereja lokal).
Gereja Lokal adalah pusat dari pelayanan.
Anggota-anggota tubuh Kristus, yaitu jemaat diperlengkap dalam tubuh Kristus
untuk keluar melayani semua orang dengan bakat, talenta, dan karunia-karunia
yang mereka miliki.
KARUNIA-KARUNIA ROH
Pada saat Anda diselamatkan, Roh kudus masuk untuk
tinggal di dalam diri Anda, Ia membawa serta karunia Roh untuk Anda. Dalam 1
korintus 12:4, 11, disebutkan bahwa ada bermacam-macam karunia, dan bahwa Roh
Kuduslah yang akan menentukan karunia mana yang akan diberikanNya kepada kita.
Dan tujuan diberikannya karunia itu adalah untuk melayani: “layanilah seorang
akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang
sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Apa pun pandangan teologi
Anda tentang karunia Roh, dua hal penting ini yang terungkap dalam 1
Petrus 4:10 tetap berlaku: (1) Kalau Anda adalah orang Kristen,
maka Anda mempunyai karunia Roh; (2) Tujuan Allah memberi Anda karunia
itu ialah supaya Anda memakainya dalam pelayanan.
Banyak orang Kristen yang sudah lama melayani Allah
dengan setia, tidak mengetahui dengan pasti karunia apa yang sudah Tuhan
berikan kepada mereka. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa Anda tidak perlu
mencoba mencaritahu karunia apa yang Anda peroleh, tetapi saya hendak
mengatakan bahwa sekalipun Anda tidak dapat mengatakan dengan pasti karunia apa
yang ada pada Anda, keselamatan yang sudah Anda peroleh tidak dibatalkan.
Cara untuk mencaritahu karunia apa yang ada pada Anda
adalah melayani Tuhan, dan temukan dibidang mana Anda begitu sangat menikmati
melakukannya. Seandainya Anda mempunyai karunia untuk mengajar, Anda tidak akan
betul-betul mengetahui bahwa Anda memiliki karunia mengajar kalau Anda tidak
mau mulai mencoba mengajar. Melalui pelayanan kepada orang-orang yang sedang
berada dalam kesusahan dan yang sedang terluka hatinya, Anda mungkin saja
mendapati bahwa Anda mempunyai karunia belas kasihan.
Saya mendorong agar Anda mendisiplin diri untuk
melayani di dalam gereja Anda. Anda tidak harus melayani dalam bidang yang
menonjol. Anda tidak harus mempunyai kedudukan yang tinggi. Mereka yang
mempunyai hati seorang hamba akan mendapati dirinya digerakkan oleh kasih
Yesus sehingga mereka rela melayani sekalipun di luar jam kerja/jam pelayanan
yang sudah di tentukan. Orang-orang yang tidak dapat melayani sebagaimana yang
mereka kehendaki, yang terhalang oleh keadaan fisiknya, biasanya dapat menjadi
pendoa syafaat yang kuat. Tuhan memberi kita karunia Roh supaya kita
memakainya untuk melayani. Kalau tidak demikian, hidup kita tidak ada
tujuannya. Bukankah Tuhan tidak mau kehidupan kita di dunia ini menjadi
sia-sia?
UNTUK DIRENUNGKAN DAN DITERAPKAN
Ibadah kita kepada Tuhan menggerakkan kita untuk
melayani Dia, sedangkan tindakan melayani Tuhan mengekspresikan ibadah kita.
Bila kita mau hidup menurut kehendak Allah, kita harus mempunyai keseimbangan
dalam kedua hal tersebut. Mereka yang melakukan pelayanan tanpa secara teratur
beribadah (baik dalam saat teduh pribadi maupun dalam kebaktian bersama) pasti
melakukan pelayanannya di dalam kedagingannya.
Diadaptasi oleh Eva Susanty dari buku Spritual
Discipline for The Christian Life oleh Dr. Donald S. Whitney.
By Dr. Donald S. Whitney adalah Gembala Sidang di
Glenfield Baptist Church, Illinoiis, Amerika Serikat. Penulis buku-buku rohani
terlaris di dunia, yang memenangkan banyak penghargaan, antara lain: How Can I
Be Rure I’m a Christian, Spritual Check-Up dan Family Worship.
Komentar
Posting Komentar