Sulit Unity (Alarm Hati)
Sulit Unity (Alarm
Hati)
Ev. Iin Tjipto Wenas
Bahan Renungan :
Tukang
besi k
menguatkan hati tukang emas, l
dan orang yang memipihkan logam dengan martil menguatkan hati orang yang
menempa di atas landasan; ia berkata tentang patrian: "Itu baik,"
lalu menguatkannya dengan paku-paku, sehingga tidak goyang. m
(Yesaya 41:7)
Alarm
hati yang ke tiga adalah jika kita tidak bisa unity dengan orang lain dan
merasa paling penting di hadapan Tuhan. Nabi Yesaya menjelaskan bahwa setiap
kita punya tugas dan pekerjaan masing-masing dihadapan Tuhan. Seperti di tempat
kami ada Pak Stephanus memiliki sebutan Bro Jil (Brother Penginjilan), karena
jelas bagiannya di bidang Penginjilan. Para guru yang mengajar di sekolah
seringkali merasa sebal dan berkata : “Kamu menginjil terus, keluar kota terus,
itu kan enak. Sedangkan kami selama enam jam berdiri di depan kelas dengan muka
menyebalkan, bosan tahu !” Yang lain lagi berkata : “Jadi guru masih lumayan,
muridnya duduk semua dengan tertib, coba kami yang di rumah singgah dengan
anak-anak yang lari ke sana ke mari. Dan sedikit cerita kami tidak menarik maka
mereka akan mengobrol sendiri.” Lalu yang di Rumah Shalom berkata : “Aduh yang
di rumah singgah enak Cuma beberapa jam saja, kami ini 24 jam, apa tidak
membuat kami gila selama 24 jam yang kami dengar hanya teriakan, keributan,
pertengkaran, tangisan bayi, anak-anak berkelahi.” Lalu yang di Tim Musik akan
menimpali “walaupun kelihatannya kita hanya genjreng-genjreng saja tapi kalau
tidak benar langsung dimarahi Bu Iin, mengangkat Hadirat Tuhan itu tidak
gampang lho.”
Saudara,
begitu kita ini saling ribut satu dengan yang lain maka hati ini akan
menganggap bahwa kita adalah orang yang paling banyak berjasa, paling banyak
berkorban dan roh kita mulai tidak menghargai saudara kita yang lain. Saya
bersyukur ada enam panggilan yang Tuhan tetapkan, dan saat ada acara pasar rakyat
dan KKR di Jogjakarta sebenarnya saya melihat Unity yang luar biasa. Saat itu
begitu banyak serangan yang datang dan Tuhan menyuruh Pak Daniel untuk membakar
ukupan selama 24 jam nonstop dan Tuhan berkata “Jangan Ditinggal, doa terus dan
naikkan permohonan dan pengampunan.” Bukan hanya itu Pak Daniel sampai turun
berat badannya sampai 3 kg karena setiap buang air besar namun dia tetap
berkata “lumayanlah buat nurunin berat badan.” Saat itu Tuhan berkata padanya :
“engkau harus berdiri antara hidup dan mati, engkau menanggung setiap
kekotoran.”
Sementara
itu bagian saya diluar adalah berperang dan saat itu Pak Petrus Agung dengan
panggilan sebagai raja berkata “saya tahu ini butuh banyak”, waktu itu tim
Semarang menabur hingga 2 Milyar baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk
barang. Selain itu saya melihat bagaimana Pak Yusak Tjipto doa keliling sambil
berbahasa roh dan beliau melakukannya sesuai dengan panggilannya, begitu juga
dengan Ibu Nany Susanty, SH yang terus menangis meminta pengampunan. Pak Petrus
Hadi terus doa keliling sebelum dan pada saat acara.
Saudara
setiap kali saya melihat itu saya bersyukur dengan Unity yang dimiliki karena
saya tahu bahwa saya tidak bisa seperti Pak Yusak yang setiap hari membaca
Alkitab 30 Pasal Sehari. Stephen anak saya pernah berkata : “Setiap saya
melihat Pak Yusak kemana-mana bawa Ipad, bahkan hingga didepan Televisi beliau
tetap membaca Alkitab sementara saya melihat mama kemana-mana bawa Hand Phone,
Black Berry dan Android.” Kami berbeda saya tidak mungkin tanpa Pak Yusak dan
Pak Yusak tidak mungkin tanpa saya.
Mari
miliki hati yang Unity, hati yang menghargai saudara kita dan menguatkan
mereka. Kalau perlu para guru berkata “mumpung liburan tiga hari semua yang di
Rumah Shalom libur saja, gantian saya yang jaga rumah shalom” atau yang Tim
Musik berkata “Dalam dua hari diawal pelajaran kami yang pegang semuanya, kami
akan isi dengan pujian dan penyembahan bahkan sampai Lawatan Tuhan terjadi atas
siswa-siswa dan yang guru-guru istirahat saja.”
Setiap
orang punya bagian, jika kita tidak bisa menghargai orang lain, tidak bisa
memuji orang lain dan hanya bisa melihat kejelekan orang lain itu tandanya kita
harus waspada karena berarti ada yang salah dengan hati kita.
Bersambung
Dari
: Buku Alarm Hati – Ev. Iin Tjipto Wenas
Jurnalis
: Joshua Ivan S
Komentar
Posting Komentar