Langsung ke konten utama
Investasi dan Mengembangkan Talenta
Investasi dan Mengembangkan Talenta
Jurnalis : Joshua Ivan
Pentingnya
mengelola dan mempertanggung jawabkan kapasitas diri untuk Tuhan
adalah prioritas bahkan tujuan dihadirkannya iman kristen dalam dunia,
Namun dalam aplikasinya kita malah memisahkan hanya sebagai usaha yg
terbatas membangun "motivasi dan inpirasi"
Kerja keras kekristenan sering...
menyasar pada obyek yg tidak penting bahkan menjadi kehilangan MUTU yg
esensial karena INVESTASI yg Allah tanamkan dalam diri kita hanya kita
nikmati, kagumi dan banggakan namun tidak berdaya guna bagi kemajuan
kerajaan Sorga.
Bagaimanakah SIKAP dan USAHA kita merespon anugerah Allah menjadi terkelola cantik, efektif dan bernilai abadi?
Perumpamaan tentang talenta terdapat di dalam Matius 25:14-30
I. TALENTA adalah HARTA MILIK ALLAH
Kata 'Talenta" tidak terlepas dari kata "hamba" diulang-ulang
sedikitnya 10 kali, menunjukkan kepentingan dan ketegasan pemaknaan
bahwa:
Talenta adalah: Harta yg menjadi milik Allah secara absolut bukan milik pribadi manusia.
Talenta menunjukkan: Relasi yang harmoni dalam rumah tangga atau keluarga Allah.
Kata hamba "doulos" bahasa Yunani, yang berarti budak
Seorang budak selalu menunjukkan telah berubahnya orientasi dari diri
sendiri menjadi milik sepenuhnya sang majikan, orang yg telah dibayar
diawal transaksi secara lunas sehingga harus rela bekerja tanpa gaji
dan tiada punya hak untuk sendiri , kecuali hanya kerja dan kerja untuk
tuannya.
Berkaitan dengan Talenta, status kita dihadapan Allah bukanlah seorang anak Allah tetapi hamba Allah. itu menunjukkan "
Siapa diri kita yg diberi kepercayaan besar oleh Allah?
"dan bagaimanakah kita harus bersikap kepada Allah?
Kita semua adalah hamba yg tidak punya peluang kebebasan
mengeksploitasi potensi yg seolah-olah diperoleh dari kerja keras diri
sendiri dan dilayakkan untuk kepentingan diri sendiri.
Jauh dari nafsu publikasi yg digembar-gemborkan manusia modern saat
ini. Talenta seseorang telah diubah pemanfatannya untuk kepentingan
entertainment (hiburan, aksi panggung). Talenta yg seharusnya dipahami
sebagai harta milik Allah berubah rupa menjadi komoditi unggulan media
hiburan: yg dikompetisikan secara menarik , selanjutnya ditransaksikan
untuk meraih popularitas, mendapatkan kekayaan dengan cepat dan
kesenangan yg luar biasa.
Sekarang ini,
Talenta adalah mesin pencetak harta
Talenta adalah media untuk mencari nama (popularitas diri)
Talenta menjadi berhala manakala harta milik Allah diselewengkan untuk kepentingan manusia.
II. TALENTA adalah TANGGUNGJAWAB yg harus dikelola
Tidak ada relevansi arti kamus bahasa Inggris 'talent", yang berarti:
'kemampuan' atau 'kemampuan alami' dengan talenta menunurut arti
Alkitab.
Talenta menurut Alkitab:
Kata 'talenta' dalam perumpamaan ini hanya menunjukkan satuan uang (bdk. Mat 18:24).
Talenta menunjukkan nilai yg dapat berubah‑ubah tergantung tempat, waktu,
Ukuran berat logam yang dipakai (emas, perak, tembaga),
Banyak penafsir mengatakan bahwa 1 talenta bernilai 6000 dinar, dan
kalau upah seorang buruh adalah 1 dinar sehari (bdk. Mat 20:2), maka 1
talenta adalah upah seorang buruh dalam 20 tahun!
Alkitab versi RSV (Revised Standard Version), dalam catatan kakinya
menjelaskan bahwa jumlah satu talenta itu sama dengan pendapatan
seorang pekerja selama lebih dari lima belas tahun.
Jika rata-rata seorang pekerja di Indonesia mendapatkan penghasilan UMR
(upah minimal regional) sebanyak Rp.12.000.0000 / setahun, maka satu
talenta itu sebanding dengan Rp.180 juta.
Pada zaman itu, perdagangan antar negara dinilai dalam satuan uang yang
besar, yaitu talenta. Jadi, perumpamaan ini menunjukkan bahwa
INVESTASI yang dipercayakan kepada kita bernilai sangatlah luar biasa
bahkan fantastic.
Kepercayaan yg Allah investasikan dalam diri manusia merupakan perkara besar!
Tidak ada seorang manusiapun yg tidak dilahirkan tanpa kecakapan yg sepadan dengan tuntutan dunia ini.
Walaupun jumlah talenta yg dipercayakan pada masing-masing hamba berbeda-beda namun sedikitnya hamba dipercaya satu talenta.
Hal ini menegaskan bahwa ketika Allah mengutus kita untuk melakukan
kerja pelayanan di dunia ini. Allah tidak membiarkan kita berjuang
sendiri dengan tangan kosong atau miskin modal. Rancangan Allah dalam
mengutus kita pastilah upaya yg sistematis terencana, terukur dengan
memperlengkapi manusia bukan dengan kemampuan seadanya, murahan, remeh,
atau bermutu rendah namun dengan potensi besar yg tiada batas.
Yang menjadi persolan bukanlah berapa besar yg dipercayakan pada kita
tetapi bagaimanakah cara kita mengelola tanggung jawab tersebut.
Leo Buscaglia mengatakan, ”Talenta anda adalah pemberian Allah.
Bagaimana anda memperlakukan talenta tersebut, merupakan pemberian
balik anda kepada Allah.”
Ada beberapa cara kita melakukan ”stewardship” terhadap talenta yang Tuhan berikan :
Menyalahgunakan talenta
Ini adalah hal yang terburuk yang bisa kita lakukan terhadap talenta ,
tentunya kita tidak mau hal ini terjadi seperti Simson, memakai talenta
hanya untuk hal-hal negatif dan memuaskan nafsu kedagingan belaka dan
akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Menyia-nyikan talenta
Tidak melakukan apa-apa dengan talenta kita sama dengan membuang
karunia Tuhan begitu saja dan tidak bisa dipercaya untuk sesuatu yang
lebih besar dari Tuhan.
Menggunakan talenta
Pakai talenta itu untuk mengembangkan diri kita, mencukupkan kebutuhan
hidup kita bahkan menjadi berkat bagi keluarga kita serta memakainya
untuk melayani Tuhan.
Ini yang terbaik yang bisa dilakukan dengan talenta kita, tidak hanya
menggunakannya, tetapi kita menanamkan benih tersebut kepada orang lain,
sehingga memultiplikasikan talenta kita kepada orang lain. Ini yang
disebut dengan pemimpin, membagikan hidupnya supaya orang lain bisa
mendapatkan apa yang kita miliki dan terus bermultiplikasi.
III. TALENTA berkembang bersama dengan KESANGGUPAN
a. Talenta diberikan bedasarkan kesanggupan masing-masing
Setiap orang menerima jumlah yang berbeda-beda untuk dikelola. Yang
pertama menerima lima talenta, yang kedua menerima dua talenta, dan ada
yang menerima satu talenta.
Apa dasar pembagiannya?
Perumpamaan ini menjelaskan kepada kita bahwa jumlah itu disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing hamba itu (ayat 15).
kata 'kesanggupan' tidak dapat diartikan berdasarkan bakat alamiah seseorang.
Allah tidak mempercayakan lebih banyak kepada seseorang hanya karena orang itu memiliki bakat yang lebih besar dari yang lain.
Bakat seseorang tidak selalu menjadi hal yang berguna dalam menjalankan
pekerjaan Allah. Malahan bisa menjadi penghambat jika bakat tersebut
menumbuhkan kesombongan pada diri orang itu. Orang yang memiliki
kelebihan dalam hal kemampuan, biasanya, akan sangat menyadari
kelebihannya. Mereka tahu akan kelebihan mereka karena ada banyak
kesempatan untuk membandingkannya dengan kemampuan orang lain,
Tuhan membagikan talenta-talenta kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut.
Kata yang diterjemahkan dengan 'kesanggupan' itu, di dalam bahasa
Yunaninya sebenarnya bermakna 'kekuatan atau kuasa'. Setiap orang
mendapat talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya.
b. Talenta adalah kapasitas yg dapat dikembangkan secara progresif
Sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa kapasitas atau
kesanggupan kita tidak bersifat tetap. Jumlah talenta yang diberikan
kepada seseorang bukanlah sesuatu hal yang sudah ditentukan atau
ditakdirkan.
Tidak bisa diartikan bahwa Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan
menerima lima talenta, dan yang lain ditakdirkan menerima dua talenta.
Untuk menjawab hal ini, mari kita lihat Roma 4:20, "Tetapi terhadap
janji Allah ia (yaitu Abraham) tidak bimbang karena ketidakpercayaan,
malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah." Kata-kata
'ia diperkuat' di dalam naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani,
"endunamoo" memiliki arti 'peningkatan kuasa'. Saat Abraham berhadapan
dengan kenyataan mandulnya Sara, yang tampaknya akan membuat janji
Allah untuk menjadikan keturunannya sebanyak jumlah bintang di langit
terlihat mustahil, tidak membuat kepercayaan Abraham terhadap janji
Allah goyah. Malahan ia diperkuat dalam imannya. Jadi Abraham diperkuat
oleh iman. Dengan demikian, kuasa ini datang melalui iman.
Setiap hamba memulai dengan menerima kepercayaan mengelola sejumlah
uang, atau talenta. Yang membedakan mereka adalah apakah mereka bisa
menghasilkan lebih banyak talenta lagi
Jika Anda memiliki lima talenta, maka paling tidak nantinya akan
menghasilkan tambahan lima talenta lagi. Jika Anda memiliki dua
talenta, maka paling tidak nantinya akan ada dua talenta tambahan. Dan
jika Anda memiliki satu talenta, tentunya diharapkan bisa bertambah
dengan satu talenta lagi.
Hamba yang terakhir bukannya tidak bekerja, ia juga melakukan kerja
dengan menggali lubang untuk menimbun talenta. Jadi ia bekerja bukan
untuk Tuhan tetapi ia bekerja untuk dirinya sendiri.
Untuk siapakah seluruh talenta yg Tuhan sudah anugerahkan?
Pastikan seluruh potensi yg ada dalam diri kita diinvestasikan hanya
untuk kemuliaan Tuhan, untuk pekerjaan Tuhan dan untuk kerajaan Allah.
Selamat berinvestasi dalam kerajaanNya
Komentar
Posting Komentar