Ketaatan Dalam Memberi

Ketaatan Dalam Memberi 




 Di dalam firman Tuhan, kita melihat bahwa Tuhan memberi banyak kelepasan pada kita, tetapi kita tetap harus dibimbing oleh-Nya (tidak berjalan menurut pemikiran sendiri).  Kita tahu bahwa kita adalah orang yang diberkati, tetapi kita harus benar-benar tahu bahwa kita adalah orang yang diberkati.  Mari kita lihat bagaimana supaya kita benar-benar tahu bahwa kita adalah orang yang diberkati.

“Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!”  (Maleakhi 3:8). Bangsa Israel bertanya pada Tuhan bagaimana mereka bisa menipu Tuhan karena mungkin saja mereka tidak tahu bahwa mereka telah menipu Tuhan.  Atau bisa juga bangsa Israel tidak diajari oleh nenek moyang mereka tentang persepuluhan dan persembahan khusus sehingga mereka tidak tahu tentang hal itu.  Pada zaman Perjanjian Lama, Yosua dan seisi rumahnya memilih untuk menyembah kepada Tuhan (Yosua 24:15) dan orang-orang yang lain pun berkata menyembah Tuhan.  Namun setelah itu muncul generasi yang tidak mengenal Tuhan di kitab Hakim-Hakim pasal 2.  Hal itu terjadi karena mereka tidak mengajarkan kepada anak-anak mereka untuk menyembah Tuhan.  Kita lihat bahwa pemimpin bisa mengajarkan tentang perintah Tuhan kepada orang-orang yang dipimpinnya.  Namun kalau orang-orang yang dipimpin itu tidak mengajarkan lagi hal yang sama kepada generasi berikutnya, maka generasi berikutnya bisa menyimpang dari ajaran Tuhan yang semula telah ditetapkan.

Manusia sudah jatuh ke dalam dosa maka kecenderungannya adalah jalan sendiri dan melupakan perintah Tuhan.  Oleh karena kecenderungan manusia adalah melupakan perintah Tuhan maka di Maleakhi pasal 3 ini mereka sampai bertanya,”bagaimana kami menipu Engkau?”.  Mungkin mereka merasa sudah melakukan ibadah yang ditetapkan oleh Tuhan, tetapi mengapa Tuhan masih berkata,”kamu menipu Aku”, berarti ada perintah lain yang tidak mereka lakukan.  Memang bangsa Israel sudah melakukan ibadah, tetapi mereka melupakan perintah Tuhan tentang perpuluhan dan persembahan khusus sehingga Tuhan berkata, “kamu menipu Aku”.

Zaman sekarang ada orang berkata bahwa hidup di dalam kasih karunia itu tidak perlu memberi perpuluhan dan persembahan khusus.  Namun Yesus berkata bahwa hukum Taurat bukan untuk ditiadakan melainkan untuk digenapi.  Kutuk hukum Taurat memang ada, tetapi Yesus telah mati bagi kutuk hukum Taurat, bukan hukum Tauratnya.  Berarti kutuk hukum Taurat sudah selesai, hanya saja kalau kita tidak melakukan hukum Taurat kita bisa kena kutuk.  Namun sebenarnya manusia memang tidak bisa melakukan hukum Taurat sepenuhnya kecuali ada Tuhan di dalam hidup mereka.  Jika kita perhatikan, standar kasih karunia itu lebih tinggi daripada hukum Taurat.  Kita bisa membacanya di kitab Matius pasal 5.  Lalu hidup di dalam kasih karunia, selain kita harus memberi perpuluhan, kita juga tidak boleh mengabaikan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan (Matius 23:23).  Kelihatannya lebih sulit, tetapi sesulit apapun kita pasti bisa melakukannya karena Kristus ada dalam kita.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.”  (Matius 23:23). Dalam Perjanjian Baru ada perpuluhan.  Yang satu harus dilakukan yaitu perpuluhan, tetapi yang lain (keadilan, belas kasihan, kesetiaan) jangan diabaikan.  Bangsa Israel melakukan perpuluhan, tetapi mereka tidak melakukan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan karena ketiga hal itu hanya bisa dilakukan di dalam Yesus Kristus.  Ini yang harus kita beritakan kepada orang-orang yaitu tentang perintah-perintah Tuhan.  Kalau kita ikuti perintah Tuhan maka kita adalah orang yang diberkati.

Perpuluhan harus dilakukan karena sangat penting.  Di rumah Tuhan harus ada persediaan, tapi bukan berarti Tuhan membutuhkan uang.  Perpuluhan ini untuk mengingatkan dan menuntun manusia karena dari mulanya manusia telah jatuh ke dalam dosa.  Dalam Ulangan 26:1-2, setelah bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian, mereka tidak bisa jalan sendiri.  Tuhan terus menuntun dengan perintah yaitu hasil pertama mereka harus diberikan kepada Tuhan.  Kadang kita berpikir bahwa memberi itu tidak enak dan dunia pun mengajarkan untuk dapat dan dapat.  Namun firman Tuhan mengajarkan kita untuk memberi, menabur dan kita pasti akan menuai pada waktu yang tepat dan di tanah yang tepat pula.

Dulu zaman Perjanjian Lama, orang Lewi tidak mendapat warisan tanah, tetapi mereka harus dipastikan tidak berkekurangan (Ulangan 26:13-14).  Bahkan harus ada pelayan meja supaya mereka tidak terganggu dalam mengajarkan firman Tuhan.  Namun sekarang banyak hamba Tuhan yang memanfaatkan firman Tuhan ini untuk mendapatkan uang.  Misalnya setelah perpuluhan, seluruh hasilnya diberikan kepada hamba Tuhan (pendeta) itu.  Padahal Tuhan mengajarkan untuk memberikan hasil dari perpuluhan itu kepada orang asing, yatim piatu dan janda-janda, selain kepada orang Lewi.  Lihat bahwa Tuhan juga mengajarkan bagaimana hasil perpuluhan itu digunakan.

Dari awal Tuhan sudah mengajarkan perpuluhan (hasil pertama) adalah milik Tuhan.  Berarti semua yang pertama adalah milik Tuhan, termasuk anak sulung dari manusia dan hewan.  Mereka harus ditebus.  Abraham saja harus mengorbankan anaknya dan ini merupakan suatu pengujian.  Namun Abraham percaya bahwa keturunannya akan seperti bintang di langit, oleh karena itu dia mentaati Tuhan sampai akhirnya Tuhan memberikan domba sebagai ganti anaknya.  Semua manusia pasti diuji.  Esau harus diuji, Adam dan Hawa juga diuji.  Apakah pengujiannya?  Memilih.  Mereka harus memilih untuk mentaati Tuhan atau tidak.

Kita adalah orang yang diberkati, meski begitu kita bisa kena kutuk (Mal 3:9-10).  Bagaimana kita bisa kena kutuk?  Yaitu ketika kita tidak melakukan perintah Tuhan.  Tuhan bisa saja membuat manusia tidak berkekurangan, tetapi Tuhan tidak ingin memberikan berkat dengan gampangan.  Manusia harus memberikan hasil pertama mereka kepada Tuhan karena mereka telah jatuh ke dalam dosa, baru Ia akan memberkati.  Kalau kita ikuti perintah Tuhan maka kita adalah orang yang diberkati.  Stop dengan pemikiran bahwa kita miskin, kecil dan lain-lain!  Kalau kita berpikiran seperti itu, tidak heran kita malas bekerja.  Sebaliknya jika kita sadar bahwa kita adalah orang yang diberkati maka kita akan bekerja keras.

Tuhan sudah berkata,”ujilah Aku” karena tidak mungkin Tuhan tidak memberkati kita kalau kita sudah melakukan perintah-Nya.  Tuhan akan memberi kelimpahan pada kita, tetapi bukan untuk diri sendiri.  Dia memberkati kita supaya kita memberkati yang lain.  Dalam peristiwa lima roti dan dua ikan, harus ada dari pihak manusia dulu yang memberi kepada Yesus, baru Yesus memberkati dan itu menjadi berlimpah.  Untuk berlipat ganda (melimpah), pertama harus diberkati dan kedua dibagikan kepada orang lain (jangan dimakan sendiri).

Selain itu, apabila kita mentaati perintah Tuhan, Tuhan akan menghardik belalang pelahap dari penghasilan kita (Mal 3:11).  Zaman dahulu belalang pelahap benar-benar ada, dan sekarang pun ada tetapi tidak terlihat secara nyata.  Tuhan yang akan menjagai kita dari “belalang pelahap” kalau kita mentaati firman Tuhan.  Coba kita perhatikan hidup kita, jika kita sudah mentaati firman Tuhan, pasti dari hal-hal kecil sebenarnya kita sudah diberkati.  Orang-orang yang di sekitar kita pun akan melihat kita sebagai yang berbahagia karena kita mentaati perintah Tuhan (Mal 3:12).

Perpuluhan adalah pengujian.  Semua yang dikatakan anak sulung, hasil pertama adalah pengujian.  Benarkah Tuhan nomor satu dalam hidup kita?  Karena di mana hartamu berada  di situ hatimu berada.  Jadi kalau berbicara tentang hati, pasti berbicara tentang harta.  Misalnya ada penjual yang melayani pembeli dengan hati maka ia akan diberkati.  Tidak harus orang Kristen yang diberkati.  Orang dunia pun bisa diberkati karena ia sudah melayani dengan hati.  Berkat juga tidak hanya berbicara tentang uang, tetapi juga tentang kesehatan.  Jika kita berkata kita sudah diberkati, tapi masih sakit-sakitan, ya berarti kita belum hidup di dalam berkat.   Sakit penyakit itu bisa dilawan.

Berkat itu perintah, kalau tidak diambil maka akan ada orang yang mengambilnya.  Pada waktu itu, sebenarnya Ishak tahu kalau itu Yakub Namun Ishak tetap memberkati karena dia lihat Yakub mengejar hak kesulungan itu.  Yakub tidak mempunyai hak kesulungan, tetapi dia mendapatkan karena dia mengejar.  Bani Yakub tidak akan lenyap karena sifat mengejarnya.  Yakub pernah harus lari dari Esau, tapi kemudian dia kembali dan membangun tugu sebagai rumah Tuhan (Kej 28:22) dan di situ ia memberikan perpuluhan kepada Tuhan.  Yang satu harus dilakukan (perpuluhan), tapi yang lain jangan diabaikan.  Mungkin selama ini kita sudah memberi perpuluhan dengan iman, tetapi sekarang kita jangan takut-takut lagi untuk perpuluhan.  Jadikan perpuluhan seperti kehidupan kita karena perpuluhan ini akan memberkati banyak orang bahkan bangsa-bangsa.

Setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, segala hasil pertama mereka adalah milik Tuhan.  Baik hewan maupun manusia harus ditebus (Kel 13:1-2, 17-18).  Bangsa Israel tidak bisa jalan sendiri setelah keluar dari tanah Mesir, maksudnya mereka tetap harus dituntun oleh Tuhan.  Seperti halnya kita, setelah memberi perpuluhan, kita tidak bisa jalan sendiri.  Tetap Tuhan yang harus memimpin kita.  Banyak orang berpikir kalau sudah memberi perpuluhan bisa berjalan menurut cara mereka sendiri.  Padahal dalam segala sesuatu, Tuhan harus menjadi nomor satu.

Mari kita mentaati firman Tuhan.  Tidak hanya penghasilan pertama yang menjadi milik Tuhan, tetapi anak sulung dari manusia dan hewan pun menjadi milik Tuhan.  Karena kalau kita melakukan perintah Tuhan maka kita akan diberkati.  Percaya dan ikuti firman-Nya, pasti kita tidak kekurangan.  Namun tidak hanya sampai kita diberkati saja, tapi kita juga harus mengingatkan anak-anak kita, orang tua kita, dan teman-teman, supaya mereka kembali kepada Tuhan dan tidak menyimpang dari perintah-Nya.

Mari memberi dengan iman dan bukan dengan motivasi untuk diri sendiri.  Memberi perpuluhan dan persembahan khusus adalah hal yang sangat penting karena di dalam firman Tuhan sampai terdapat lebih dari 2000 ayat dan 500 perumpamaan yang membahas tentang harta milik.  Angka 10 dalam Alkitab adalah tanda pengujian.  Hidup kita semua akan diuji, tetapi orang yang berpegang pada perintah Tuhan tidak akan kekurangan.  Kita adalah orang-orang yang diberkati.

Penulis : Darwin Egan Lontoh

Komentar

Postingan Populer