Ketulusan

KETULUSAN

Pastor Steven Agustinus


Ada satu perenungan tentang Ketulusan yg satu anak rohani saya tuliskan. Perenungan ini memiliki dimensi pemahaman yg saya yakin akan memberkati anda. Demikian penuturannya:

"Ketulusan"


Ketulusan adalah salah satu sifat keilahian Tuhan yang masih ada didalam hidup setiap manusia, dimana sifat keilahian ini akan tersembunyi karena efek dosa, dan sifat keilahian ini menjadi peningkatan maksimal ketika manusia mengalami penebusan dari ciptaan lama menjadi ciptaan baru.
Ketulusan kita kepada seorang pribadi umumnya digambarkan sebagai berikut, menerima keberadaan sesorang apa adanya, selalu berusaha untuk membuat dia berbahagia, selalu hadir untuk dia, benar benar tanpa motivasi hanya untuk menerima, membahagiakan, dan hadir untuk dia.
Namun kali ini saya mendapatkan sebuah pemahaman yang berbeda. Ketulusan tanpa motivasi tidak akurat. Kekuatan ketulusan justru ada pada tujuannya, pada motivasinya, pada passionnya.


1. Yesus adalah gambaran ketulusan sejati.


Dia mau turun kebumi untuk manusia.
 

Dia yang rela dari dimensi tanpa batas untuk masuk ke dimensi keterbatasan. Dia yang rela memberi diriNya untuk umat manusia. Dia bahkan rela memberi nyawaNya demi menebus dosa manusia. Dia memberi teladan dan pola hidup bagi setiap umat manusia. Ketulusannya tidak terbantahkan.
 

Mazmur 78:72 (TB) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.
Sikap hati yang tulus erat kaitannya dengan tujuan, passion dan cinta kasih.
 

Yesus adalah manifestasi dari totalitas hati yang tulus. Dia datang ke dunia dengan sebuah tugas yaitu menghubungkan kembali umat manusia dengan Bapa sang pencipta. Yesus melakukannya dengan ketulusan hati. Bukan hanya kehidupan Yesus di dunia ini yang dijalani dengan ketulusan hati, tetapi setelah Yesus dipermuliakan sebagai imam besar agung ( Ibrani 4:14-16 (TB)), Yesus tetap dengan ketulusan menpersiapkan setiap kita untuk menghampiri takhta kasih karunia. Dia dengan tulus bersyafaat bagi kita di ruang takhta yang setahta dengan Bapa, menaikan syafaat atas kelemahan kelemahan, kesalahan, kebutuhan kita.

2. Ketulusan harus dilandasi oleh tujuan Tuhan


"Ketulusan adalah memberi tanpa mengharapkan kembali", ketulusan yang sepertinya tanpa pamrih dan seperti tanpa motivasi. Ini berasal dari filosofi dunia. Sedangkan dari sudut pandang Tuhan, ketulusan yang akurat harus dikerjakan berdasarkan perintah dari Tuhan.
 

Yeremia 7:28 (TB) Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."
 

Tegas sekali ketulusan akan lenyap karena tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak mau menerima penghajaran. Kita tahu bahwa setiap suara Tuhan dalam hidup kita selalu mengandung arahan, selalu ada tugas yang harus kita kerjakan. Langkah ketaatan kita terhadap suara Tuhan menjagai ketulusan hati kita semakin murni.
 

Yesus sang pola kehidupan kita saja menunjukkan bahwa ketulusan yang Dia telah tunjukkan karena ada tujuan Tuhan.
 

Kekuatan ketulusan hati justru berada pada tujuannya. Jelas hanya tujuan Tuhan dalam hidup kita. Bukan tujuan kita sendiri apalagi tujuan dari si jahat.
 

Amsal 14:32 (TB) Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya.

Ketika kita dengan ketulusan mengerjakan tugas dari Tuhan batu dapat dikatakan kita adalah orang benar, dan hanya orang benar yang mendapatkan perlindungan dari Tuhan.


3. Ketulusan terhadap ikatan janji dengan bapa rohani dan ikatan janji dengan rumah.


2 Korintus 1:12 (TB) Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah. 


Efesus 6:5 (TB) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus,


Kisah Para Rasul 2:44-46 (TB) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.


Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

Hubungan paulus (seorang bapa rohani) dengan jemaat korintus (anak anak rohani) dilandasi oleh ketulusan. Bahkan efesus 6 :5 mempertegas seorang hamba saja harus mentaati tuannya dengan ketulusan hati seperti mentaati Tuhan, terlebih lagi kita yang sudah terlahir sebagai anak seorang bapa rohani didalam sebuah rumah rohani, sudah tidak ada ruang lagi bagi anak untuk tidak mentaati bapa rohaninya secara tulus.
Kis 2 merupakan gambaran aktifitas didalam rumah yang penuh kegembiraan dan ketulusan, dimana anak saling memperlengkapi, mengisi kekurangan, menghargai anugrah masing masing dan mempersembahkan dengan tulus semua kepada rumah rohani.


Kenapa ketulusan terhadap ikatan janji dengan bapa rohani dan rumah rohani menjadi begitu essensional?
Karena tugas Tuhan diakhir jaman ini bukan lagi tugas seorang superhero, tetapi tugas sebagai 'tubuh Kristus' yang artinya tugas secara korporat dari sebuah rumah rohani yang telah dibangun melalui seorang bapa rohani. Tugas yang hanya diselesaikan oleh kolaborasi bapa dan anak.


4. Ketulusan identik dengan kesetiaan.

Ketulusan kita menyelesaikan tugas Tuhan melalui fungsi seorang bapa rohani maupun fungsi rumah rohani tentu bukanlah pekerjaan yang mudah dan cepat. Akan banyak pengorbanan, penyerahan hak, kematian daging, penyalibab diri. Tantangan ke depan semakin rumit dan beragam ditengah merosotnya dunia. Benar benar sebuah perjalan melawan arus. Kegigihan, ketekunan dan kekonsistenan kita dalam mengerjakan tugas Tuhan sampai garis akhir menunjukkan kita adalah orang yang setia.
Sebagaimana Tuhan yang setia, kita juga akan setia kepadaNya karena kita mengerjakan tugasNya dengan ketulusan murni.‪#‎AkuCintaTuhan‬ (Ps Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer