Berjalan Bersama Roh Kudus



Berjalan Bersama Roh Kudus
Rabu, 27 April 2016
By : Joshua Ivan Sudrajat


Ketika saya bangun pagi hari, Roh Kudus mengingatkan kepada saya tiga orang nama sahabat saya sewaktu kuliah, mereka adalah sahabat dalam pelayanan. Mereka satu gereja dengan saya. Mereka adalah : Arman, Kin Fon dan Edy Handjojo.

Sekitar tahun 1994 saya pindah dari kontrakan ke Kost di Jalan Patimura 70, saat ini kos saya sudah berubah menjadi Panti Asuhan dan Panti Jompo. Saya pindah kontrakan sebelum masa kontrakan habis, saya mencari kos yang dekat kampus saya tidak mendapatkannya, akhirnya saya mendapatkan kos di Jalan Patimura 70 Salatiga. Walaupun letaknya dibawah dan agak jauh dari kampus, saya berpikir nggak apa-apa karena saya bersama Arman di kos tersebut.

Kebersamaan saya, Arman dan Kin Fon sudah seperti saudara sendiri, kami sering melakukan aktifitas doa bersama walaupun kita berbeda sel grup. Arman merupakan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi bersama dengan Kin Fon, Arman kemudian menginjili Kin Fon sehingga Kin Fon lahir baru dan dibaptis di GBI Pondok Daud Salatiga.

Kami terlibat pelayanan kampus, saya di Persekutuan Mahasiswa Pertanian (PERMATA), Arman dan Kin Fon di PERMEN (Persekutuan Mahasiswa Ekonomi). Selain itu di gereja kami terlibat dalam pelayanan di departemen yang berbeda, saya di Divisi Doa Departemen Profetik, sedangkan Arman di Departemen Misi, Kin Fon di Departemen Penginjilan. Kami satu hati dan walaupun ada beberapa gesekan yang kami alami.

Entah kenapa saya waktu sekarang ini diingatkan mengenai kejadian Kin Fon Kecelakaan di depan kos saya dan Arman. Waktu itu saya sedang liburan di rumah, saya ditelepon Arman dan memberitahukan Kin Fon Kecelakaan dan Gegar Otak Ringan, saya begitu kuatir dan saya doa Tuhan Yesus sembuhkan Kin Fon dan tidak terjadi apa-apa. Entah kenapa Kin Fon yang seharusnya dirawat beberapa hari di rumah sakit, dia meminta bahwa malam itu harus pulang kembali ke Salatiga. Dia beriman bahwa kesembuhan terjadi dan memang Tuhan menyembuhkan dia  secara ajaib dan tidak ada efek samping dari gegar otak.

Dia akhirnya rawat jalan dan saat kontrol terakhir saya menemani dia ke Semarang bersama Inneke, Zaza dan Arman. Sepulang dari Rumah Sakit, kita jalan-jalan di Semarang Simpang Lima Plaza dan makan Pizza Hut disana karena ada promo  Minum Coca Cola Sepuasnya hehehe..... itu kenangan yang manis.

Sekitar tahun 1994-1995 kami mengikuti perjalanan Mission Trip Ke Madura, kami berangkat rombongan satu bus. Disana kami doa dan peperangan rohani, kami juga melayani di Sampang Madura dan Pamekasan. Kami juga memasuki makam keramat di Madura. Kami berjalan bersama-sama melakukan doa minta Tuhan lawat Madura.

Selama Sebelas Bulan saya kos bersama Arman dan saya nyaman karena dia menemani saya, tiba-tiba Tuhan menyuruh dia pindah kos di Wahid Hasyim, disana dia memenangkan banyak jiwa, saya hanya menjadi pendoa dia, pulang kuliah saya mampir ke kosnya dan saya juga membantu membina beberapa anak kosnya, salah satunya Handi anak Fakultas Biologi angkatan 1994, Lie Soen.

Saya ingat ketika saya ada disitu, tiba-tiba ada anak kos di lantai dua kerasukan dan manifestasi. Disitu kami mendoakan dia, dia dilepaskan Tuhan Yesus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi.

Hari-hari setelah ditinggal Arman, anak-anak kost yang baru adalah anak-anak kos yang nakal, mereka suka minum-minuman keras, Narkoba, Judi Bola, Dugem, Sabu dan saya sangat terjepit.
Saya ditinggalkan oleh pemimpin komunitas sel saya Yudha, karena anak selnya Cuma saya seorang diri, tidak ada yang lain, dia jalan kaki dari Osamaliki kadang-kadang ada yang mengantarnya. Saya otomatis off dari komunitas sel, Kin Fon, Yudha khawatir saya terpengaruh dengan lingkungan. Saya adalah orang yang introvert dan susah bicara.

Ketika saya disuruh pindah kost saya berdoa dan tanya Tuhan : “Tuhan Yesus, saya bilang lingkungan di kost sudah gak enak ? semua orangnya adalah orang nakal” Tuhan berkata : “Kamu tidak boleh pindah kost, tugasmu belum selesai ?” Saya berkata : “Tuhan tugas apa ?” Saya tidak mampu lho, saya sulit bergaul dan bicara lho. Tuhan berkata : “Kamu doa, perangi” Caranya piye kataku ? Tuhan berkata jika malam hari mereka pesta narkoba dan musik dugem, kamu lawan dengan setel lagu pujian penyembahan, kamu berbahasa roh sampai tertidur karena mereka dugem sampai pagi jam enam.

Ketika mereka bubar dan Tidur, saya disuruh mengurapi kamar-kamar mereka, diam-diam saya lakukan sekitar selama setahun saya mendoakan mereka akhirnya sekitar lima orang saya menangkan bagi Tuhan Yesus.

Mulanya mereka terlibat masalah hutang, kesulitan uang, mereka menggadaikan mobil, motor dan kulkas mereka. Saya disapa mereka, mereka berkata : sini main dan sharring, kami mempunyai masalah. Saya takut, tetapi Roh Kudus berkata : layani mereka. Mereka akhirnya dilayani dan menerima Tuhan Yesus Kristus.

Kehebohan terjadi, digereja terjadi kegemparan, mereka berkata : “Tidak mungkin si Ivan memenangkan lima jiwa mahasiswa nakal dan pakai Narkoba.” Mereka berkata : “Ajaib” Mereka berkata : “Van kami khawatir kamu tidak mau pindah kos, karena disitu sudah jadi target operasi polisi.” Ternyata kamu bisa melakukan sesuatu, kamu adalah pembuat sejarah. Saya kebingungan, saya bilang semua Anugerah Tuhan.

Akhirnya saya menggembalakan mereka di kos, saya beri mereka makan, suatu waktu hadirat Tuhan begitu kuat, kami menyembah dengan gitar seadanya. Tuhan menjamah mereka, mereka dipeluk Bapa disurga mereka menangis dan terjadi kelepasan dan pemulihan hati Bapa. Saya bersyukur sama Tuhan karena punya pengalaman seperti ini, Saya teringat nama-nama mereka : Jimmy dari Lampung, Hong Cie dari Kudus, Setiawan dari Solo, Franky dari Salatiga, Ferry dari Lampung dan Almh Dody dari Jakarta.

Bagaimana kabar mereka saat ini saya tidak tahu, saya hanya bertemu dengan Setiawan karena dia menikah dengan orang Cirebon dan saat ini dia masih tetap ikut Tuhan Yesus dan bertumbuh dalam Tuhan Yesus.

Pengalaman yang Indah bersama Tuhan Yesus, pada suatu kali agen sabu datang dan mengajak Setiawan untuk memakai sabu lagi, akhirnya setiawan jatuh dan memakainya, tetapi pada saat setelah memakai sabu, dia menemui saya dan dia duduk didepan kamar saya, saya ngobrol dan berkomunikasi dengan Roh Kudus, saya berbahasa roh didalam hati, Setiawan ketakutan dan katanya dia mau kabur menghindar dari saya, tetapi dia tidak bisa lari dari tempat duduk, seperti kaku dilem.

Saya berkata : “Setiawan, walaupun kamu jatuh, Tuhan Yesus ampuni kamu dan Dia mau lepaskan kamu dari ikatan Sabu. Maukah kamu dilepaskan ?” Dia menjawab : “mau”. Tunggu saya hubungi teman saya Edy, Edy datang dan membantu mendoakan Setiawan. Akhirnya tuntas dan Setiawan tidak pernah Sakaw. Setiawan ikut retreat  Pengawal di GBI Pondok Daud. Disitulah dia menemukan jodohnya.

Sejak saat itu saya dan Edy merupakan partner pelayanan, saya pendoa dan edy adalah bagian misi. Anak Sel Edy mempunyai papa seorang dukun, ia dihantui dengan roh maut, dia kecelakaan beberapa kali dan akhirnya dia didoakan pelepasan sebelum dia lulus kuliah. Saya ingat namanya Roy, setelah lulus kuliah ia kerja di Amerika.
Mungkin Arman, Kin Fon, Edy yang membaca tulisan ini lupa dengan kejadian ini, saya merasa ini adalah salah satu pengalaman yang Tuhan ukirkan dalam tongkat saya.

Saat ini saya bersyukur kepada Tuhan Yesus untuk saudara-saudara seiman yang masih bertemu di Media Sosial, saya berterima kasih buat teladan yang diberikan oleh Mas Joko Kristiono, Koh Otniel Wijaya, Yudha Christian, Koh Jahja Soemitro, Koh Marthin Pangalila, Ci Diana Ari, Bang Benyamin Siahaan, Mbak Sri Yuni Wahyuningsih, Mbak Hesti Widyowati.

Salam Kegerakan Buat Margaretha Christine, Yani Tri Wahyuni Moeljono. Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua.

Jatiwangi, 27 April 2016
By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat S

Komentar

Postingan Populer