Pergilah

Pergilah
Pdt.Petrus Agung Purnomo
 

Dalam silsilah Yesus di Matius 1, Yesus disebut sebagai anak Daud dan anak Abraham, baru di baris selanjutnya disebutkan detil leluhur Yesus yang lain. Dalam Gal 3: 29 Paulus menyebutkan bahwa kita berhak menerima berkat Abraham melalui Yesus. Alkitab tidak mengatakan bahwa kita menerima berkat Musa, Daud, atau nabi-nabi yang lain. Untuk mendapat warisan yang Tuhan berikan pada Abraham, kita harus lihat penugasan yang Tuhan berikan kepada Abraham.

Kej 12 : 1-3 – Penugasan Allah kepada Abraham. Penugasan itu diawali dengan kata: pergilah. Saat Tuhan Yesus berikan amanat Agung juga diawali dengan kata-kata: pergilah.

Pergilah = לך־לך = lekh-lekha
Kata ini hanya disebut 1 kali di seluruh Alkitab. Maka jika kita ingin menerima berkat Abraham ini, maka kita harus terima penugasan/ assignment dari Tuhan kepada Abraham: pergilah!

Kata lekh-lekha mempunyai beberapa pengertian:
  1. Orang yang dipakai Tuhan dari titik yang paling kecil dan tidak berarti, sampai jadi tinggi dan di atas orang lain.
  2. Orang yang punya hati yang teachable, mau dibentuk dan diajar, dari sejak di bawah hingga paling atas.

Tuhan akan pakai hidup kita dari kecil, dibuat naik hingga melebihi dari rata-rata orang-orang lain.

Saat seseorang dengar panggilan Tuhan dan meresponinya, hasilnya akan luar biasa.

Dua pengertian kata “pergilah” di atas harus ada. Kita harus mau diajar dan dididik oleh Tuhan, karena tanpa itu Tuhan akan sulit memakai kita. Karena musuh terbesar kita bukan setan, karena Yesus sudah kalahkan setan dan kita tinggal mengusirnya. Musuh terbesar kita ada di dalam kita sendiri: hawa nafsu, ego, kesombongan, kedagingan kita. Semua itu harus kita taklukkan.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki (Yoh 21: 18)

Yoh 21:18 adalah proses yang akan dialami Petrus. Kata masih muda artinya masih baru dan mentah.

Saat kita mencapai kematangan, yang muncul bukan kemauan diri kita sendiri tapi penundukan diri kepada Tuhan dan kepada yang Tuhan inginkan, sekalipun dagingnya tidak mau.

Di antara 11 rasul, Petrus adalah rasul pertama yang ditugasi Tuhan untuk menjangkau bangsa lain: rumah Kornelius. Di awal Petrus menolak. Saat itu hukum Taurat yang menempel di daging Petrus lebih besar pengaruhnya daripada amanat agung yang Tuhan berikan. Saat dilayani Kornelius dan seisi rumahnya dibabtis dan penuh Roh Kudus. Ketika kembali ke Yerusalem, semua murid yang lain menyidang Petrus. Ini artinya mereka juga masih terikat pada hukum Taurat.

Seringkali manusia menentang kehendak Tuhan, sebagian alasannya daging, sebagian lagi rohani.

Dalam sejarah gereja awalnya tidak ada rasul yang bergerak menginjil keluar dari Yudea. Filipus keluar dari Yudea setelah masa aniaya. Murid-murid yang tersebar karena aniaya akhirnya memberitakan injil ke mana mereka pergi.

Dalam surat Galatia Paulus sebutkan bahwa Petrus hanya melayani bangsa Yahudi. Maka akhirnya tugas penginjilan ke bangsa lain digeser Tuhan kepada Paulus.

Saat jemaat mendengar tentang “Menggelar Karpet Merah” sebagian ber-respon positif, cepat dan Tuhan mencukupi dengan cara yang ajaib! Harusnya semua kita responnya sama!

lekh-lekha: Tuhan akan sertai dan pakai hidup kita, saat kita mau pergi.

Baru menjelang matinya Petrus jadi dewasa, dan mati sebagai martir, tapi kehilangan jatahnya.

Jika kita tidak melewati semua tantangan bersama Tuhan maka tidak akan menghasilkan apapun.

Kepompong yang jadi kupu-kupu harus keluar melalui lobang yang kecil. Proses ini menyakitkan. Ada seorang peneliti yang mencoba membantu dengan memperbesar lobang kepompong. Akibatnya kupu-kupu ini keluar dengan cepat, tapi tidak bisa terbang karena sayapnya lemah, dan akhirnya dimakan predator dan mati. Proses melewati lubang yang kecil dengan susah payah itulah yang membuat semua otot pada sayap kupu-kupu hingga mampu terbang.

Proses pendewasaan dialami Samuel, anak p Agung. Samuel mengikuti retret keluarga US Army di Belgia karena diajak temannya. P Agung minta Samuel berangkat sendirian tanpa teman dari JKI, dan memberikan beberapa tugas tambahan. Ternyata dia harus hadapi semua hambatan sendirian karena rekan yang mengajaknya retret tidak bisa cuti. Maka ketakutan menguasainya dan jadi stress. Setelah ada permainan paint-ball, ada penjebolan dan Samuel bisa menikmati retret, dan bisa mengatasi ketakutannya.

Banyak orang berdoa “paksakan rencanaMu Tuhan” hanya karena ikut-ikutan p Yusak, tapi hatinya tidak benar-benar ingin dipaksa. Karena begitu ada tugas yang tidak disukai, maka melakukannya asal-asalan dan setengah hati, bahkan berontak dan marah. Tapi ada juga yang sungguh-sungguh mau alami didikan Tuhan. Ujungnya akan terlihat siapa yang dewasa dan siapa yang tetap anak-anak.

Proyek “Menggelar Karpet Merah” adalah sarana Tuhan untuk mendewasakan anak-anakNya

Menggelar karpet merah” adalah kesempatan yang Tuhan tawarkan bagi kita. Kita akan belajar soal iman, penginjilan dengan tantangan budaya, bahasa dan makanan. Maka mereka yang berangkat akan pulang sebagai orang yang berbeda. Doa untuk kebutuhan pribadi biasanya lebih lambat dibanding doa untuk kebutuhan misi. Tapi jika kita sudah biasa berdoa seperti itu, untuk kebutuhan pribadi pun akan sama mudahnya.

Iman itu perlu dilatih, dan latihannya akan membuat kita makin dewasa.

Eropa pernah jadi negara super-power karena memberitakan injil ke seluruh dunia. Tapi di Eropa kekristenan mulai pudar. Amerika menggantikan dengan membiayai misi ke seluruh dunia, maka Amerika naik jadi negara super-power. Amerika sedang menurun, ini saatnya Indonesia ambil alih!

Komentar

Postingan Populer