Dia Berjalan Diantara Kita

Dia Berjalan di Antara Kita
Pdt. Petrus Agung Purnomo


Ada saat-saat di mana Tuhan hadir, dan yang berlaku adalah iman Tuhan. Tuhan sedang membawa gerejaNya untuk melihat bahwa Tuhan sedang melawat umatNya, tidak perduli mereka mau percaya atau tidak. Saat itu yang berlaku seperti 1 arah: Tuhan sendiri yang melakukan tanpa meminta respon dari umatNya. Di perjanjian lama Tuhan tidak bertanya apakah orang Israel percaya atau tidak: saat membelah laut merah, saat memberikan manna, saat memberi air keluar dari batu karang.

Ada waktunya anak-anak Tuhan harus percaya,
tapi ada waktunya yang bekerja adalah imanNya Tuhan.

Awal kegerakan di Wales hampir-hampir tanpa pengkhotbah. Pemabuk di bar, penjahat-penjahat, semua dilawat Roh Tuhan dengan tiba-tiba, lalu mereka bertobat, menyerahkan diri ke kantor polisi, dan mengaku dosa.

Jika kita merasa tidak punya iman, ada kisah di Alkitab tentang seorang bapak yang anaknya kerasukan. Saat Yesus bertanya: apakah kamu percaya, dia berseru: tolonglah aku yang tidak percaya. Saat itulah Tuhan bertindak.

I will walk among you and be your God, and you shall be My people. (Im 26: 12, KJV)

Jika orang bertemu Tuhan, maka dia akan mati. Kekudusan dan kemuliaan Tuhan tidak mungkin bersentuhan dengan dosa manusia. Tapi dalam kasihNya Tuhan berkata bahwa Dia akan berjalan di tengah-tengah kita. Tuhan berjalan bukan dengan penghakimanNya, tapi sebagai gembala yang menggembalakan umatNya.

Saat Tuhan berjalan di tengah-tengah umatNya:
  • 40 tahun orang Israel ditemani tiang awan dan tiang api.
  • Yesus melakukan banyak mujizat dan menyembuhkan banyak orang sakit.
  • Para Rasul menumpangkan tangan, maka kuasa Tuhan dinyatakan. Bahkan bayang-bayang Petrus dan sapu-tangan Paulus bisa menyembuhkan orang yang sakit.

Kita adalah bait dari Roh Kudus, artinya Roh Tuhan tinggal dalam hidup kita. Maka kita adalah kepanjangan tangan Tuhan. Seperti Tabut dalam perjanjian lama yang digotong para imam, yang saat dibawa dalam kebenaran kemanapun, maka kuasa Tuhan menyertai dengan dahsyat.
Saat ini Tabut tidak ada, tapi kita adalah tempat tinggal Tuhan, maka Tuhan berjalan bersama kita, dan kemanapun kita pergi ada kuasa Tuhan yang siap dilepaskan dan membawa mujizat.

Saat mendoakan orang sakit, jiwa kita: pikiran-perasaan-kehendak kita setuju dengan yang Roh Tuhan akan kerjakan. Hambatan terbesar bukan dari luar, tapi dari pikiran-perasaan-kehendak kita. Saat kita berkata: “Itu hamba Tuhan yang diurapi yang bisa melakukan, saya tidak bisa”, artinya jiwa kita belum setuju dengan apa yang Tuhan mau lakukan.

Dalam waktu dekat, mujizat dalam nama Tuhan Yesus akan terjadi di jalan-jalan, tanpa penyembahan atau lagu-lagu rohani, karena ini saatnya Tuhan melawat Indonesia.

Selama ini kita bergantung pada orang-orang tertentu yang diurapi, ini artinya bergantung pada manusia. Tuhan menanti pasukanNya bergerak di kota masing-masing dan menyembuhkan banyak orang.

Mrk 5: 25
Tuhan sedang membuat sebuah perubahan. Ini tidak mudah karena kebanyakan manusia cenderung hanya menerima yang sudah lazim bagi dirinya. Jika tidak lazim, orang cenderung menolak. Orang yang rela berubah dan belajar selalu akan lebih maju dibanding mereka yang tidak mau berubah.

Contoh:
Ada 2 orang berprofesi pembuat perhiasan. Ada pelanggan datang ke tukang pertama dan minta dibuatkan mahkota raksasa dari beberapa kilo emas yang dimilikinya. Karena biasa hanya membuat perhiasan kecil, maka tukang pertama menolak karena belum pernah mengerjakan hal itu. Kemudian pelanggan ini datang ke tukang kedua, dan meminta hal yang sama. Tukang kedua meminta desainnya untuk dipelajari dalam 3 hari, baru kemudian memberi keputusan. Kedua tukang ini sama-sama bertanggung jawab, tapi yang satu langsung menolak, sementara yang lain mau mencoba.

Jika sikap tidak mau berubah tetap kita pegang, maka hidup kita terhenti dan tidak akan ada perubahan. Perubahan tidak pernah nyaman, tapi itu sebuah keharusan.
Tuhan sedang membuat perubahan. Selama ini orang bertemu Tuhan di rumah Tuhan, di KKR, di seminar. Apa yang selama ini Tuhan kerjakan di dalam rumahNya, akan Tuhan kerjakan di jalan-jalan.

Orang Kristen yang biasa merespon perintah Tuhan dengan taat, dia akan mendapatkan sayangnya Tuhan yang luar biasa. Jangan hanya jadi penonton dan puas dengan apa yang ada, karena Tuhan sedang bawa semuanya keluar ke jalan-jalan. Peristiwa wanita menjamah jubah Yesus bukan terjadi di sinagog, tapi di jalanan. Selama ini iblis merampoknya habis-habisan hingga habis hartanya.

Buat satu kebaikan setiap minggu sekali, doakan orang-orang sakit.

Anak-anak Tuhan tidak melakukan mendoakan orang sakit karena tidak percaya, jiwanya sudah membatasi diri. Jika manusia sekali melakukan dan berhasil, maka akan ingin melakukannya terus-menerus. Yang dibutuhkan adalah belas-kasihan Tuhan, bukan belas-kasihan dan emphaty kita.

Kepribadian kita bisa berubah. Kepribadian kita bisa jadi hambatan, tapi juga bisa mudah setuju dengan Tuhan. Contoh pribadi peragu dan sungkan: menunggu, melihat orang lain bertindak lebih dulu, baru kemudian bertindak. Ini menghambat kita kerja cepat dengan Roh Kudus, karena Roh Kudus datang dan bekerja dengan tiba-tiba.

Kepribadian yang peragu dan sungkan akan menghambat dan membuat orang lain tidak beriman.

Contoh di dunia sekuler: Jika ada obat hebat, tapi sales-nya tidak yakin dengan khasiat obat itu, maka tidak ada orang mau membelinya.

Kuasa Tuhan hebat dan luar biasa, tapi jika "saluranNya" bermasalah, maka akan menghambat.

Bongkar semua tradisi dan cara hidup yang peragu, sungkan, lambat. Tuhan kadang lebih suka ditantang orang yang tidak percaya, dibanding menghadapi anakNya yang tidak percaya.

kita harus punya tekat dan nekat (@ev Yusak Cipto)

Peristiwa orang Nazaret kecewa pada Yesus adalah sebuah peringatan bagi kita.

Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. (Mrk 6: 5)

Kita bisa melumpuhkan kuasa Tuhan karena ke-tidak-percayaan kita.

Komentar

Postingan Populer