Bagaimana Ayub Melewati Pencobaan



Bagaimana Ayub Melewati Pencobaan

Preaching By : Iin Tjipto Wenas 


  

Bahan Renungan : Ayub 23

Pencobaan – pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan – pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu di cobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10 : 13)

Renungan :
Kehidupan kekristenan itu seperti pohon yang bertumbuh dari hari ke hari, seperti seorang yang menaiki anak tangga. Kehidupan kekristenan kita harus senantiasa naik ke tingkatan yang lebih tinggi. Setiap kali kita akan naik tingkat kita akan mengalami namanya ujian, seperti anak sekolah yang akan naik kelas ia harus menghadapi soal – soal ujian, jika ia bisa mengerjakan soal – soalnya dengan benar maka ia akan naik kelas. Demikian juga dengan kita, jika kita ingin naik tingkat kita harus lulus dalam ujian yang diberikan.
Ketika kita akan menerima berkat dari Tuhan yang besar maka kita akan melewati tantangan yang besar juga. Oleh sebab itu kita harus siap dalam menghadapi pencobaan. Saat ini kita akan belajar dari Ayub dalam menghadapi pencobaan.
Pencobaan – pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan – pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu di cobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10 : 13)
Tuhan mengatakan bahwa pencobaan – pencobaan yang kita alami adalah pencobaan – pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan kita. Pencobaan – pencobaan yang kita alami seperti keuangan mepet sedangkan kebutuhan banyak sekali dan kita juga harus membayar hutang yang sangat besar. Melihat dan menghadapi masalah tersebut kita sudah panik dan hidup kita tidak tenang. Kemudian ditambah dengan iblis menyerang kita melalui ketakutan dan kekuatiran dalam menghadapi kehidupan kita sehari – hari.
Sebenarnya jika kita menghadapi tantangan, masalah, pencobaan dan sebagainya kita tidak boleh kuatir, kita harus tenang supaya kita bisa berdoa. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa (1 Petrus 4 : 7). Memang sulit bagi orang yang diserang dengan pencobaan yang beruntun untuk dapat tenang, namun kita harus belajar dan meminta Roh Kudus untuk memampukan kita untuk tenang dan bisa berdoa.
Walaupun seringkali kita itu tidak setia kepada Allah, namun Allah tetap setia kepada kita. Kita harus belajar Percaya bahwa Allah memelihara kita dan kita tidak perlu takut sebab pertolongannya tidak pernah terlambat. Tuhan memberikan jaminan kepada kita bahwa Dia akan memberikan jalan keluar kepada kita untuk setiap persoalan yang sedang kita hadapi. Seringkali Tuhan tidak memberikan jalan keluar yang lurus tetapi berkelok – kelok. Kita harus mengenal Tuhan supaya kita mengenal jalan keluar yang Tuhan sediakan untuk persoalan kita.
Seringkali kita takut dan kuatir sehingga kita tidak melangkah keluar, kita tidak berani melangkah keluar karena kita tidak mendengar suara Tuhan. Seringkali kita tidak dapat mendengar suara Tuhan karena konsep pikiran kita yang menghalanginya.
Ujian yang kita hadapi itu melewati pikiran kita sehingga kita tidak bisa mengerti apa yang terjadi dan apa yang sedang kit hadapi. Kita menerima janji Tuhan bahwa hidup kita akan diberkati Tuhan, namun pada kenyataannya kita menghadapi kesulitan keuangan dan hidup kita serba mepet. Cara Tuhan itu tidak bisa kita mengerti.
Ketika saya masih kecil, rumah kontrakan yang dikontrak ayah saya habis masa kontraknya, namun ayah saya tidak mengerti jalan Tuhan dan cara Tuhan bagaimana untuk mendapatkan rumah. Ayah saya sudah berdoa namun tidak ada suara yang audible dan arahan yang jelas. Namun ayah saya dituntun Tuhan ke Jalan Ciumbeuleuit, hal itu tidak masuk akal, rumah yang sedang didoakan di Jalan Gatot Subroto namun Tuhan membawa ayah saya ke Jalan Ciumbeuleuit, ternyata disana adalah rumah yang punya rumah di Jalan Gatot Subroto. Itu merupakan pengalaman yang nyata bahwa kadang Tuhan membawa kita ke jalan yang berkelok – kelok.
Dalam kehidupan kita sehari – hari kita menghadapi dua macam ujian yaitu : Ujian Cicilan (Satu Persatu) dan Ujian Borongan (Bersamaan).
Ayub mengalami banyak pencobaan dan ujian secara beruntun ; Hewan Ternaknya di rampas oleh para perampok dari Syeba, Api menyambar serta menghanguskan kambing dombanya beserta para penjaganya, kemudian anak – anaknya mati semua karena rumah yang dipakai untuk pesta anak – anaknya rubuh karena dilanda angin ribut, orang – orang Kasdim merebut unta – unta kepunyaan , kemudian anak – anaknya mati semua karena rumah yang dipakai untuk pesta anak – anaknya rubuh karena dilanda angin ribut, orang – orang Kasdim merebut unta – unta kepunyaan Ayub.
Ayub mengalami namanya tekanan dan pencobaan yang beruntun, sehingga ia bertanya kepada Tuhan, dia bahkan berkata di mana Tuhan ? (Ayub 9 : 23 – 24).
Saat ini ada banyak anak – anak Tuhan yang dibawa oleh Tuhan mengenai Ujian Iman ; mereka kesulitan membayar hutang dan untuk memenuhi kebutuhan sehari – haripun juga mengalami kesulitan. Ujian Ketekunan : ada banyak orang yang membutuhkan jalan keluar dari Tuhan untuk masalahnya namun mereka seakan tidak ada pertolongan dari Tuhan. Walaupun tidak ada pertolongan Tuhan, kita harus terus berjalan dan tetap melangkah walaupun kita sudah mengalami banyak kegagalan. Kita harus tetap berharap sama Tuhan walaupun kita tidak melihat pertolongan Tuhan untuk kita keluar dari masalah kita. Tetap berharap sama Tuhan walaupun seakan – akan Tuhan mengecewakan kita. Ujian Kerelaan : Seperti Ayub belajar merelakan semua yang ia miliki dan ia sayangi hilang, demikian juga kita harus belajar merelakan kehilangan apa yang kita miliki.
Seperti Ayub yang mengalami banyak ujian dan pencobaan, kita tahu bahwa Ayub adalah manusia biasa, ia juga tidak lulus seratus persen dalam ujiannya. Ayub mengalami kekecewaan, kekuatiran, keraguan dan sebagainya. Saya tahu bahwa Ayub bisa lulus dan melewati ujian tersebut adalah karena Anugerah Tuhan dan Kasih KaruniaNya.
Ujian yang kita alami di dalam Tuhan akan membuat kita mengalami, pertumbuhan dalam pengenalan akan Tuhan, pertambahan dalam hal pengetahuan dan pengalaman hidup bersama Tuhan.
Kita harus menangkap didikan dari Tuhan dan dalam didikan Tuhan kita bisa menangkap pengalaman berjalan bersama Tuhan sehingga kita hidup bukan berdasarkan apa kata orang melainkan kita hidup karena kita berjalan sama Tuhan. Jika kita mengalami kegagalan dalam ujian ini tidak apa – apa tetapi kita harus bisa menangkap pelajaran bersama Tuhan. Kita harus menangkap apa makna dan pengalaman bersama Tuhan. Apapun yang kita alami di kehidupan kita sehari – sehari kita harus bisa menemukan makna dan pengalaman bersama Tuhan, banyak orang saat ini hanya berfokus pada satu bidang saja, padahal Tuhan inginkan kita fokus sama Tuhan jika mengalami kegagalan dalam masa – masa ujian.
Didalam kehidupan yang kita jalani kita mengalami kegagalan dan proses Tuhan. Pada masa pembentukan Tuhan, kita tidak perlu kelihatan bagus, kita tidak perlu jaga image, jika kehidupan kita mengalami kegagalan jangan ditutupi, yang penting kita akan menerima hasil akhirnya yang baik dan bagus. Banyak orang berfokus pada pembentukan Tuhan, mereka tidak ingin kelihatan jelek di mata manusia, kita harus belajar dari Ayub  pada saat ia diproses Tuhan, Ayub juga mengalami ujian kerendahan hati, kelemah lembutan, belas kasihan.
Bagaimana Caranya Ayub bisa melewati pencobaan – pencobaan yang dia alami ?

1. Ayub 23 : 2 Jujur Dihadapan Tuhan

Ayub jujur di hadapan Tuhan, pada tahap pertama Ayub berkeluh kesah di hadapan Tuhan. Tahap kedua Ayub juga melakukan pemberontakan terhadap Tuhan. Jika kita mengalami masa – masa yang tidak enak terjadi dalam kehidupan kita, kita harus secara jujur bilang kecewa, takut, kuatir, tertolak, mengeluh, jangan itu disembunyikan diantara anak – anak Tuhan. Kita harus belajar mengenali diri kita sendiri, jujurlah terhadap dirimu sendiri.
Pada tahap keluh kesah kita menjadi pemberontakan, kita harus mendeteksi keadaan kerohanian kita, kita harus jujur apakah kerohanian kita masih menyala – nyala atau sudah mulai meredup. Karena sebagai manusia yang masih hidup dalam daging, kita tidak selamanya memiliki roh yang menyala – nyala adakalanya kita mengalami kelelahan dan kejenuhan.
Pada saat kita merasa mulai hambar, itu adalah saatnya untuk kita refreshing, ada saatnya kita menyala – nyala dalam Tuhan, ada kalanya kita mulai meredup.  Ada kalanya kita mulai naik ada kalanya kita mulai turun bahkan jatuh sampai tergeletak.

2. Ayub 23 : 6 Mengerti Keadaan Diri Kita

Ayub mengenal dan mengerti keadaan dirinya sendiri. Demikian juga kita harus mengenal dan mengenal keadaan diri kita sendiri. Jika kita sering di serang oleh keraguan atau ketakutan, kita harus melawannya dengan memperkatakan iman kita.
Kadangkala hidup kita dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan, kita tidak bisa menjawabnya, kadangkala kita mengalami banyak mengalami intimidasi, kita harus berbicara kepada diri sendiri mengenai Firman Tuhan yang menjadi dasar kebenaran untuk mengajari diri kita sehingga kita bisa tetap menyala dan iman kita bangkit.

3. Ayub 23 : 10 Tahu Jalan Hidupnya Sendiri

Ayub mengerti keadaan dirinya, ia juga tahu mengenai jalan hidupnya sendiri, ia tahu bahwa ia suka berkeluh kesah namun hatinya tetap melekat dengan Tuhan. Ketika hati kita melekat sama Tuhan maka kita akan muncul bersama Tuhan Surya Kebenaran.
Hati yang melekat sama Tuhan adalah dasar iman kita, pengharapan kita. Jika kita mengalami kegagalan kemudian kita mengalami kesuksesan itu semua bukan karena kita pandai menjaga kesucian kita tetapi semuanya itu karena Anugerah Tuhan.
Jika kita mengalam proses pendidikan dari Tuhan yang lama sekali dan seakan tidak selesai – selesai, kita harus percaya bahwa hasilnya seperti emas murni.

4. Ayub 23 : 11 Mengikuti Jejak Kaki Tuhan

Walaupun Ayub mengalami hati yang kecewa sama Tuhan, namun ia tetap memutuskan untuk mengikuti jejak kaki Tuhan. Jika kita mengalami banyak sekali penderitaan dan berbagai macam masalah mendera hidup kita, kita harus memutuskan untuk tetap mengikuti jejak kaki Tuhan.
Seringkali jika kita mengalami kegagalan, kejatuhan, dituduh orang, kita seringkali ingin membuktikan bahwa diri kita benar kepada semua orang yang mengejek kita. Biarkan waktu yang membuktikannya dan kebenaranNya akan muncul seperti terang Fajar dalam hidup kita jika kita tetap melekat dengan hatiNya.
Ketika Tuhan Yesus mati di atas Kayu Salib, Ia bangkit dari antara orang mati, semua musuhNya sudah diletakkan dibawah kakiNya. Kita adalah anak – anakNya, jika kita tetap melekat sama Tuhan dan mengikuti jejak KakiNya maka semua masalah, pencobaan, penderitaan sudah diletakkan dibawah kaki kita. Biarkan Tuhan yang mengurusi hasilnya untuk kita. Amin

Jatiwangi, 3 November 2012
By His Grace


Joshua Ivan S

Komentar

Postingan Populer