Jurnal SHRK April 2013 - Hari Ke-1
Jurnal SHRK April 2013 - Hari Ke-1
Ketika Yesus bangkit, Ia berjanji untuk mendahului dan menemui Petrus dan murid-murid-Nya yang lain di Galilea, "Tetapi
sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus:
Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti
yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu." - Markus 16:7.
Dan memang mereka semua pergi ke Danau Galilea untuk menanti Tuhan Yesus
di sana, namun penantian mereka menemui titik jenuh sehingga akhirnya
Petrus memutuskan kembali kepada kehidupan lamanya, yakni menjala ikan
dan hal itu diikuti oleh teman-temannya yang lain (Yohanes 21).
Ketika Yesus muncul, Ia menyapa, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai
lauk-pauk?" Dan jawab mereka, "Tidak ada." (Yohanes 21:5). Yesus bisa
menyapa mereka dengan sebutan "murid-murid" atau "sahabat-sahabat",
namun mengapa Ia menyapa dengan sebutan "anak-anak"? Hal itu dikarenakan
bahwa dalam penilaian-Nya, mereka semua masih kanak-kanak atau
kekanak-kanakan. Padahal Yesus sudah berjanji, namun mereka tidak mampu
bertahan dan ketika mereka sudah mencapai titik jenuh, mereka kembali
kepada kehidupan lama mereka.
Dan tidak heran ketika Tuhan Yesus menanyakan tentang lauk pauk, hal itu
tidak ada pada mereka. Lauk pauk berbicara tentang sesuatu yang matang
(atau dewasa). Tuhan bukan sedang ingin makan sushi atau sashimi, Ia
sungguh menginginkan lauk pauk yang matang (Yohanes 21:9). Melalui
peringatan Paskah kali ini, Ia "menuntut" kedewasaan kita.
Sikap Petrus
Peristiwa dalam Yohanes pasal 21 ini merupakan pengulangan yang mirip
dengan peristiwa dalam Lukas pasal 5, bedanya adalah yang pertama adalah
ketika mereka baru bertemu dengan Tuhan, yang kedua adalah ketika Yesus
telah mati dan bangkit. Perhatikan sikap Petrus dari kedua peristiwa
tersebut. Ketika Petrus pertama kali menyadari bahwa itu Tuhan: "Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: 'Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.'" - Lukas 5:8,
Petrus menyadari bahwa dirinya orang berdosa dan hendak menjauh dari
Tuhan. Pada titik ini kesadaran akan dirinya sendiri begitu kuat, hal
ini sudah cukup baik, namun hal ini belum cukup menghadirkan Tuhan dalam
hidup kita. Ini yang disebut self conscious.
Sedangkan sikap Petrus di peristiwa yang ke-2, "Maka murid yang dikasihi
Yesus itu berkata kepada Petrus: 'Itu Tuhan.' Ketika Petrus mendengar,
bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak
berpakaian, lalu terjun ke dalam danau." - Yohanes 21:7. Kali ini Petrus
langsung terjun ke dalam danau untuk segera menghampiri Tuhan. Ini yang
disebut God conscious, kesadaran akan adanya Tuhan. Sikap seperti inilah yang dicari Tuhan.
Orang yang memiliki kesadaran akan dirinya sendiri memang disebut orang
yang tahu diri, tahu bahwa dirinya berdosa, sadar akan kekurangan dan
kelemahannya. Namun di sisi lain, orang ini hanya mementingkan dirinya,
perasaannya dan keinginannya. Sedangkan orang yang memiliki kesadaran
akan Tuhan, ia menyadari siapa Tuhannya, ia percaya apapun yang terjadi,
Tuhan adalah Allah yang hidup dan yang setia. Bahkan dalam setiap
kesempatan, orang tersebut akan mengutamakan perasaan, pikiran dan
kehendak Tuhan daripada perasaan, pikiran dan kehendak dirinya sendiri.
Bukankah murid-murid-Nya tidak ada satupun yang berani menanyakan
identitas diri-Nya, sebab mereka semua tahu bahwa itu Tuhan (Yohanes
21:12).
Komentar
Posting Komentar