The Stone’s Been Rolled Away.
The Stone’s Been Rolled Away.
Di
suatu pagi di bulan Maret, waktu saya sedang saat teduh, saya sedang
berkomitmen membaca kitab Injil pasal demi pasal. Meski saya sudah
sering baca kitab Injil sejak saya kecil, tapi kali ini berbeda. Kalau Alkitab hanya sekedar dibaca tanpa ada roh hikmat dan wahyu maka itu bisa hanya jadi sekedar cerita biasa. Tapi bila Roh Kudus mengajar, firman itu jadi hidup. Saya
seperti sedang membaca kitab ini dan seolah-olah Tuhan sedang bercerita
kepada saya secara pribadi dengan membaca Injil pasal demi pasal. Saya
betul-betul membaca kitab Injil seperti terhanyut dalam cerita demi
cerita. Ada banyak pemahaman-pemahaman baru yang sebelumnya saya tidak
tahu. Saya mulai dari Matius, lalu Markus. Tiba-tiba saya berhenti
dikitab Markus pasal 16. Saya mulai membaca tentang kejadian setelah
Yesus disalibkan dan dikuburkan. Maria Magdalena , Maria ibu Yakobus,
serta Salome berniat untuk pergi melihat Yesus dikubur. Cerita ini
sudah sering saya dengar sampai pagi itu tiba-tiba Roh Kudus seperti
bertanya: "Jean kamu sadar tidak apa yang dilakukan Maria Magdalena dan
kedua wanita lainnya?" Jawab saya: Mereka kan ingin pergi melihat Yesus
dikubur? Trus kenapa Tuhan? Lalu saya baca ulang dan mata saya seperti
terbuka. Ada yang ganjil/aneh yang dilakukan ketiga wanita ini.
Mari kita lihat:
Sebelum saya bercerita lebih jauh, mari kita mundur ke pasal sebelumnya untuk mempunyai pengertian yang lebih mendalam.
Di
pasal 15 bercerita tentang Yesus yang disalibkan, mati dan dikuburkan.
Setelah Yesus menyerahkan nyawaNya dan mati, adalah Yusuf, orang
Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka yang memberanikan
diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus untuk dikuburkan. Lalu
Pilatus memberi izin dan Yusuf Arimatea ini menurunkan mayat Yesus dari
salib, mengapaninya dengan kain lenan dan membaringkanNya dikubur
didalam bukit batu. Untuk menutup kubur itu, digulingkannya sebuah batu
ke pintu kubur itu.
Saya percaya Yusuf tidak melakukannya sendirian, karena untuk mengangkat mayat Yesus dan
membawaNya
ke bukit batu pastilah dia dibantu oleh orang lain. Belum lagi dia
harus menggulingkan sebuah batu yang besar untuk menutup pintu kubur.
Dia pasti ada yang membantu karena dia seorang anggota majelis yang
terkemuka. (Lihat Yoh. 19:39)
Nah tapi perhatikan ayat ke 47: "Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat dimana Yesus dibaringkan."
Artinya
Maria Magdalena tahu persis bagaimana Yesus dikubur, dibaringkan di
bukit batu dan pintu kubur itu ditutup dengan batu besar.
Lalu mari kita lihat di pasal berikutnya yaitu pasal 16. Setelah lewat hari Sabat, Maria
Magdalena , Maria ibu Yakobus, serta Salome berniat untuk pergi
melihat Yesus dikubur. Mereka membeli rempah-rempah yang wangi (sweet
spices) untuk pergi kekubur dan meminyaki/mengurapi (anoint) Yesus. Dan
pagi-pagi benar, Alkitab mencatat, waktu matahari mulai terbit, pergilah
mereka ke kubur. Dalam perjalanan menuju kekubur, tiba-tiba mereka
mulai berpikir dan mulai saling bertanya: "Siapa yang akan menggulingkan
batu itu bagi kita dari pintu kubur?" (Ayat 3)
Buat
saya ini lucu! Dengan semangatnya ketiga wanita ini pagi-pagi buta
sudah mempersiapkan semuanya untuk pergi ke kubur Yesus. Mereka sudah
beli rempah-rempah. Mereka bangun pagi-pagi sekali dengan satu tujuan
meminyaki tubuh Yesus. Tapi ditengah jalan, mereka baru sadar bagaimana
cara mereka masuk kedalam kubur yang ditutup batu yang sangat besar.
Mungkin kalau dibuat versi bahasa Indonesia sehari-harinya seperti ini:
Maria Magdalena: "Eh, kita udah beli rempah-rempah yang wangi. Kita udah bangun pagi-pagi buta untuk pergi ke kubur Yesus. Nah trus nanti kita masuk kekuburnya gimana cara?"
Maria ibu Yakobus: "Iya ya? Kan ada batu gede banget dipintu kubur?"
Salome: "OMG! Siapa yang gulingin nanti tuh batu guys?"
Dan mungkin ketiga wanita ini sambil garuk-garuk kepala berkata: Iya ya? Kenapa gak mikir dari kemarin? Hadehhh!!! Cape deh!
Kalau orang Betawi bilang: Kenapa jadi "oneng" kita? *
*ini paraphrase saya sendiri untuk lebih enak dibaca tanpa membuat maknanya berbeda.
Saya
mau tanya: "Apakah Maria Magdalena tahu bahwa ada batu besar di pintu
kubur Yesus? Saudara pasti menjawab: "Tahu!" Kenapa? Karena
jelas-jelas "Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat dimana Yesus dibaringkan." (Markus 15:47) Mereka melihat Yusuf Arimatea dan orang-orangnya menggulingkan batu itu.
Anehnya,
dengan semangat mereka pergi ke kubur namun ditengah jalan baru mereka
sadar bahwa ada BATU BESAR yang akan menghalangi mereka masuk untuk
melihat Yesus di dalam kubur.
Kelihatannya
lucu kan? Tapi kalau kita melihat dari sisi yang berbeda betapa besar
kerinduan wanita-wanita ini untuk melihat Yesus sampai-sampai mereka
"lupa" dengan masalah besar yang merintangi langkah mereka.
Dan
lihat apa yang terjadi selanjutnya: "Tetapi ketika mereka melihat dari
dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling."
(Markus 16: 4)
Haleluya! The stone's been rolled away! Batu itu sudah terguling!
Lalu Roh Kudus, Pengajarku yang Agung, mulai mengajari saya.
Mari kita belajar dari kisah ini.
1. What's your vision, dream, purpose of life? (Apa visi, impian dan tujuan hidupmu?)
KIta
tidak boleh lupa situasi saat itu. Para murid-murid dan pengikut Yesus
tentu masih dalam keadaan duka, termasuk Maria. Harapan mereka seperti
sudah habis. Impian mereka akan seorang Mesias yang akan menyelamatkan
mereka seolah sudah terkubur , terbaring dengan Yesus yang sudah mati
dan dikubur.
Apakah impianmu seolah-olah sudah mati?
Mari kita belajar dari Maria.
Maria
dan kedua wanita lainnya punya motivasi yang benar. Harapan mereka
mungkin sudah terkubur. Tapi cinta mereka pada Yesus tidak! Mereka punya
sebuah tujuan yang tulus,
hanya untuk bertemu Yesus. Tidak ada tujuan lain! Mereka begitu
"affectionate and carried by a holy zeal" (digerakkan oleh gairah yang
kudus) untuk bertemu Yesus. Visi, impian mereka adalah berjumpa dengan
Yesus. Mereka ingin meminyaki tubuh Yesus dan saya percaya mereka
melakukannya out of respect and love (Lahir dari rasa hormat dan
cinta). Mereka hanya ingin memuliakan Tuhan. Masih ingat bagaimana Maria
Magdelana mengambil minyak Narwastu yang mahal dan mengurapi kaki Yesus
dan menyekanya dengan rambutnya? (Yoh. 12:3) Itu penyembahannya. Kalau
impianmu untuk memuliakan nama Tuhan, impianmu akan dibangkitkan juga.
Karena Dia sudah bangkit dari kematian!
Lalu
Tuhan ingatkan saya, apa mimpimu Jean? Visimu? Tujuanmu? Lalu saya
bilang pada diri saya: Apapun visi dan mimpiku, semuanya itu
ujung-ujungnya harus memuliakan Tuhan. Tidak ada agenda pribadi untuk
mencari notoriety (kemashyuran) nama sendiri. Supaya punya nama
besar, jabatan yang tinggi, pelayanan yang hebat, gereja yang besar.
semua orang mengenal saya dan sebagainya.
Tuhan, aku punya 3 mimpi:
#1. Education for All.
Aku
ingin memberkati Indonesia dengan pendidikan. Aku punya mimpi setiap
propinsi di Indonesia memiliki guru-guru yang berkualitas untuk mendidik
anak-anak bangsa. Bukan hanya orang kaya yang mengenyam pendidikan
yang berkualitas, seluruh anak bangsa berhak mendapat pendidikan yang
berkualitas. Ada pusat-pusat pelatihan guru (Teacher Training Center) di
setiap provinsi.
Kebenaran
meninggikan derajat bangsa. (Amsal 14:34) Anak-anak bangsa ini harus
dididik dengan benar. Sistemnya harus benar. Metodenya harus benar.
Silabusnya harus benar. Kurikulumnya harus benar. Guru-gurunya juga
harus benar-benar mengajar, bukan cuma sekedar mengajar dan digaji. Ada
value, nilai-nilai kerajaan Allah dalam setiap pelajaran yang diajarkan agar anak-anak murid punya karakter yang benar.
#2. New Sound of Worship.
Aku punya mimpi untuk sebuah new sound of worship di
gereja. Semua alat-alat musik dimainkan digereja dalam sebuah perpaduan
simphoni musik orkestra yang megah untuk memuji-muji nama Tuhan.
GerejaMu akan menyanyikan lagu-lagu baru, "spontaneous worship", bukan rutinitas. Lalu, banyak orang akan mendengar, dijamah, berbalik dan percaya pada Tuhan. (Mazmur 40:3; Mazmur 96:1))
Aku
tidak ingin Engkau berkata: " Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya
tapi hatinya menjauh dari Aku. Ibadahnya hanya hafalan!" (Yesaya 29:13)
#3. Fivefold Ministry
Aku punya mimpi agar pelayanan "Fivefold Ministry"(Lima
Jawatan: Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, Pengajar, ) dibangkitkan di
gereja dan bergerak aktif, saling bekerjasama untuk memperlengkapi umat
Tuhan dalam pelayanan, membangun tubuh Kristus sampai kedewasaan penuh.
Tidak ada yang merasa lebih hebat tapi ke lima pelayanan ini bersinergi,
saling melengkapi. Karena pembangunan tubuh Kristus tidak bisa
dilakukan hanya dengan sebuah jawatan atau 2 buah jawatan. (Efesus
4:11-13)
Lebih
baik aku berhenti melakukannya kalau tujuanku bukan untuk memuliakan
nama Tuhan. Tujuanku untuk menyembah Dia dengan mewujudkan mimpi dan
visi yang kuterima dari Tuhan.
Saya
tahu mimpi saya terlihat "too much" atau "too big". Kalau saya fokus
bagaimana cara menembus halangannya, saya pasti akan berhenti. That's
too BIG man!
Pasti
akan ada batu-batu besar yang akan menghalangi saya melakukannya. Nah
kalau fokus saya kepada batu-batu penghalang itu, maka saya tidak akan
bisa maju kemana-mana. Tapi kalau fokus saya bertemu Yesus dan mimpiku
itu untuk memuliakan nama Yesus, batu-batu besar itu akan digulingkan.
Saya ingin digerakkan oleh "Holy Zeal" bukan "Selfish Ambition".
Selanjutnya, Roh Kudus mengajari saya seperti ini:
2. Paying the price (Membayar harganya)
Jean, sebelum batu itu terguling, hal-hal apa yang dilakukan Maria dan kedua wanita lainnya?
Lalu saya lihat lagi ayat ke 1 dari Markus 16.
"Setelah
lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome
membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus."
Ketiga
wanita ini tidak datang ke Tuhan dengan tangan hampa. Mereka
"mengorbankan sesuatu untuk datang ke Tuhan. Injil Markus mencatat
mereka "membeli" rempah-rempah. Kata membeli disini berarti mereka bayar
harganya untuk sebuah tujuan ilahi. Mereka tidak santai-santai dan
berleha-leha dengan kehidupan ini.
Sebuah terjemahan Alkitab menulis seperti ini:
"Saturday
evening, when the Sabbath ended, Mary Magdalene, Mary the mother of
James, and Salome went out and purchased burial spices so they could
anoint Jesus’ body." (Mark 16:1 NLT)
Malam
minggu waktu yang tepat untuk santai, jalan-jalan ke mall, shopping,
nonton, makan malam dsb. Buat yang muda-muda Dating adalah momen yang
pas di malam minggu. Tapi Maria dan kedua wanita lainnya pergi kepasar,
membeli rempah-rempah, meramunya, untuk mengurapi tubuh Yesus keesokan
harinya.
Ketika
orang-orang sedang santai, kita malah harus membayar harganya untuk
membawa sesuatu buat Tuhan, mempersiapkan sesuatu untuk Tuhan. We're
doing the extra miles, aren't we?
Bukan berarti kita tidak boleh punya waktu untuk bersantai tentunya. Don't get me wrong!
3. Manage your time. Don't waste it. (Atur waktumu. Jangan buang-buang waktu)
"Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur." (ayat 2)
Pagi-pagi benar waktu sebagian orang mungkin baru bangun atau masih tidur, namun ketiga wanita ini sudah pergi ke kubur.
Mereka "seize the moment". Mereka tidak buang-buang waktu dan mempergunakan waktu sebaik-baiknya. Mereka manage waktu mereka dengan baik agar bisa melihat Yesus.
Sebuah terjemahan lain menulis:
"Very early on Sunday morning, just at sunrise, they went to the tomb." (Mark 16:2 NLT)
Ketiga
wanita ini mencontohkan apa artinya early (lebih awal). Roh Kudus
seperti berkata begini: Untuk menggapai impianmu, kamu harus jadi orang
yang early.Lebih awal itu adalah hal yang baik. Menjadi "telat" (late) pasti menciptakan kesan yang tidak baik. Kamu harus manage waktumu karena waktunya sudah singkat. Orang yang late adalah orang yang ceroboh.
Efesus 5:16 berkata: dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Kata pergunakan dalam versi Amplified ditulis:
[buying up each opportunity], because the days are evil.
Membeli
setiap kesempatan! Kadang kesempatan itu tidak datang lagi dan kita
kehilangan Kairosnya Tuhan. Ada kesempatan-kesempatan yang Tuhan kasih
dan seringkali kita sia-siakan.
Saya suka apa yang kitab the Message jabarkan tentang ayat ini:
11-16
Don’t waste your time on useless work, mere busywork, the barren
pursuits of darkness. Expose these things for the sham they are. It’s a
scandal when people waste their lives on things they must do in the
darkness where no one will see. Rip the cover off those frauds and see
how attractive they look in the light of Christ. (Ephesians 5:11-16)
Jangan
buang-buang waktu untuk pekerjaan yang tidak ada artinya. Sekedar sibuk
tapi tidak berbuah. Adalah sebuah skandal kalau kita menyia-nyiakan
waktu hidup kita. Kenapa? Karena hari-hari ini adalah jahat.
Adalah
sebuah skandal kalau kita membuang-buang waktu. Terlambat megerjakan
sesuatu. Mengerjakan hal-hal yang tidak penting dan tidak Tuhan suruh.
Ayat selanjutnya berkata:
17. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Kalau
kita ingin menjadi orang-orang yang ingin mengerti kehendak Tuhan
diakhir zaman ini, kita harus jadi orang-orang yang mempergunakan waktu
sebaik-baiknya. Manage dan buat skala prioritas. First things first. Hal
pertama tentu kerajaan Allah dan kebenarannya yang kita cari.
Sejujurnya
saya bersaksi bahwa Tuhan banyak menegur saya dari cerita ini. Kalau
diringkas seolah-olah Tuhan berbicara seperti ini:
"Jean,
aku sudah memanggil dan memilihmu, bukan manusia. Aku sudah menaruh
impian dan karunia-karunia untuk mencapai impian itu. Tapi kalau kamu
tidak mau membayar harganya, memikul salibmu dan mengikut Aku, kamu
tidak akan pernah bisa finish strong, menyelesaikannya dengan tuntas.
Selain itu, kamu juga harus treasure (hargai) waktu yang ada. Pernahkah kamu sadari bahwa waktu yang lewat tidak akan terulang lagi? Jadi hargai itu. Dengan cara apa? Kamu manage
waktumu. Lebih awal lebih baik. Terlambat itu skandal! Jangan buang
waktu! Kamu sedang melakukan skandal waktu kamu membuang waktu dengan
percuma. Dan kamu akan tetap akan jadi orang bodoh dan tidak pernah bisa
mengerti kehendakKu yang sempurna.
Manage
waktu untuk bersekutu denganKu dipagi hari, dimalam hari. Manage waktu
untuk membuat daftar kerja apa yang harus dilakukan setiap hari, minggu,
bulan.
Kamu
harus mengajar, bermain musik, melayani disebuah gereja lokal. Belum
lagi waktu untuk dihabiskan bersama keluarga, teman-teman,
saudara-saudara seiman dan banyak lagi. Kalau kamu tidak atur, buat
prioritas, habis berantakan kamu.
Kira-kira itu yang saya terjemahkan dalam bahasa sehari-hari apa yang Tuhan mau sampaikan ke saya.
Saya
tahu me-manage waktu bukan hal yang mudah. Tapi bukan berarti tidak
bisa. Saya masih suka tidak mempergunakan waktu dengan baik. Tinggal
membangun sebuah kebiasaan untuk memanage working list.
Saya
mulai memobilisasi karyawan dikantor untuk buat working list. Datang
lebih awal. Ada konsekuensi yang jelas untuk setiap keterlambatan, bukan
cuma wacana.
4. No Fear Facing the Impossibilities. (Jangan takut menghadapi kemustahilan)
Kembali ke cerita tadi, lihat apa yang terjadi selanjutnya.
Setelah mereka sampai dikubur ternyata batu itu sudah digulingkan.
"Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling." (Markus 16:4)
Saya
tertarik dengan kata "melihat dari dekat". Saya bisa bayangkan bahwa
ketiga wanita ini sudah tahu bahwa ada batu besar di sana. Batu yang
tidak mungkin mereka geser dengan kekuatan sendiri. Belum lagi ada
perintah dari Pilatus, atas hasutan imam imam kepala dan orang-orang
Farisi, bahwa kubur Yesus harus dijaga oleh penjaga-penjaga dan
memeterainya. (Matius 27:62-66). Tapi mereka terus berjalan, terus
berjalan, sampai pada suatu jarak yang paling dekat dimana mereka bisa
melihat batu itu.
Mereka harus menghadapi kemustahilan menggeser batu dan berhadapan dengan penjaga-penjaga yang menakutkan.
Kalau saya buat cerita versi saya dalam bahasa sehari-hari waktu mereka pergi kekubur Yesus, mungkin seperti ini:
Maria
Magdalena: Maria, Salome, ngapain juga kita pergi kekubur? Memangnya
kita bisa masuk melihat Yesus? Kan ada batu besar di pintu kubur Yesus?
Maria ibu Yakobus: Iya ya, benar juga kamu Magdalena. Belum lagi prajurit-prajurit Romawi. ihh...Serem ahhh... takyut!
Salome: Udah lah, mendingan kita balik aja kerumah yuk! (Dengan lutut gemetar)
Maka
kembalilah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, serta Salome ke rumahnya
masing-masing dengan kepala yang tertunduk sambil membuang
rempah-rempah yang sudah mereka siapkan sebelumnya ke semak-semak.
Pertanyaanya: Apakah ceritanya seperti itu?
NO WAY!!!
Ketiga wanita ini berani menantang kemustahilan dan menghadapi penjaga yang menakutkan itu.
Mereka
tahu tantangannya, kemustahilan di depan mata mereka, tapi mereka terus
berjalan sampai melihat dari dekat! Dan ternyata batu itu sudah
terguling.
Saudaraku, butuh divine boldness
untuk mencapai destiny kita. Kemustahilan pasti menunggu didepan mata.
Musuh pasti menunggu siap menghantam didepan kita. Tapi kalau kita punya
holy zeal untuk bertemu dengan Yesus, saya percaya ada keberanian ilahi yang Tuhan taruh dihati kita.
Paulus menulis" Sebab
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7)
Saya
percaya issue "ketakutan" menjadi penghalang terbesar kita untuk
melangkah. Ada banyak impian-impian yang mati hanya karena orang-orang
tertentu takut melangkah.
Kong
Hee, gembala gereja City harvest Church, Singapore pernah berkata:
"Tempat apaling kaya di muka bumi ini adalah kuburan. Kenapa? Karena
disitu juga banyak impian yang terkubur dan tidak pernah menjadi
kenyataan."
Saya percaya, alasan yang paling kuat untuk impian yang terkubur adalah: Ketakutan!
Saya
bertanya ke diri saya sendiri: "Siapa yang geser batu itu?" Apakah
ketiga wanita lemah itu yang menggeser batunya? Saudara harus tahu bahwa
Alkitab mencatat batu itu sangat besar. Lalu bagaimana dengan
penjaga-penjaga yang garang itu? Apakah Maria Magdalena menghajar mereka
sampai berdarah-darah? Apakah Maria ibu Yakobus menghempaskan
penjaga-penjaga itu ketanah? Apakah Salome menendang penjaga-penjaga itu
dengan jurus kungfu sehingga mereka lari terbirit-birit?
Hahahaha... Tentu bukan mereka kan?
Injil Matius pasal 28 menceritakannya dengan indah sekali:
2. Maka
terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun
dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di
atasnya.
3. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.
4. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
Ternyata
malaikat Tuhan yang melakukannya. Terjadi gempa. Batu itu terguling.
Dan penjaga-penjaga itu menjadi seperti orang-orang mati. Haleluya!!!
Kalau
kita sadar, ternyata itu semua bukan pekerjaan kita. Semuanya kar'na
anugrah! Kalau Tuhan suruh tembus, bukan bagian kita geser batunya.
Bukan kita yang membuat musuh mati ketakutan. Bagian kita cuma
melangkah, selanjutnya peperangan milik Tuhan.
Itulah alasannya kenapa malaikat Tuhan itu berkata: Jangan takut!" (Markus 16:6)
Tuhan, penuhi kami dengan holy zeal!
Apakah saudara dan saya berani "melihat dari dekat"?
Mari kita jawab sendiri!
5. Tuhan melawat umatNya (Ketika kita sadar semuanya karena anugrah)
Saya ingin menutup akhir dari cerita ini dengan ayat ini:
"Setelah
Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula
menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah
mengusir tujuh setan." (Markus 16:9)
Saya
salut dengan Maria Magdalena. Orang pertama dimuka bumi ini setelah
Yesus bangkit, yang kepadaNya Dia menampakkan diri pertama kalinya
adalah Maria Magdalena yang darinya Yesus pernah mengusir 7 setan.
Orang
pertama yang ditemui bukan Maria ibu Yesus sendiri. Bukan pula Yohanes
murid yang dikasihiNya yang bersandar di pundak Yesus. Bukan pula Yusuf
Arimatea yang begitu mulia hatinya mau menguburkan mayat Yesus. Padahal
dia takut ketahuan orang Yahudi kalau dia pengikut Yesus.
Orang yang ditemui Yesus pertama kali adalah Maria Magdalena orang yang daripadanya Yesus pernah mengusir 7 setan.
Saya bertanya sama Roh Kudus: " Tuhan, kenapa Injil Markus 16:9 ini mencatat demikian? Kenapa tidak ditulis seperti ini:
"Setelah
Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula
menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena yang pernah membasahi
kakiNya dengan air matanya, menyekanya dengan rambut dan meminyakinya
dengan minyak wangi" (Lihat Lukas 7:38)
Kalau
ayatnya begini kan terasa pas Tuhan. Engkau mengenang Maria sebagai
orang yang pernah menyembahMu dengan seluruh hidupnya, harga dirinya.
Tapi kenapa ayatnya: Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan." (Markus 16:9)
Kenapa ini yang diingat Tuhan?
Lalu
Roh Kudus ajar saya? 7 (tujuh) itu angka sempurna. Setan itu sumber
kejahatan. Setan senang kita berdosa hingga sampai sejahat-jahatnya.
Tuhan
ajar saya bahwa tidak perduli seberapa jahat masa lalumu, seberapa
sempurna dosamu, kejahatanmu, tapi kalau Engkau ingin bertemu Tuhan, Dia
akan melawatmu.
Tuhan mau menyatakan semuanya karena anugrah, bukan perbuatan baik kita.
Efesus 2:8-9 menyatakan dengan indah: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Tuhan berfirman ke nabi Yesaya: "Sekalipun
dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju;
sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba." (Yesaya 1:18)
Kirmizi
itu warna merah tua. Pekat sekali, Jadi kelihatan dengan jelas.
Bagaimana caranya Merah Kirmizi itu jadi putih seperti salju? Merah
kesumba itu benderang. Menyalak dan langsung terlihat. Bagaimana caranya Merah Kesumba jadi putih seperti bulu domba?
Tidak ada cara lain selain anugrah. Darah Yesus yang tak bernoda telah membuatnya menjadi putih. Betapa besar kasih Tuhan!
"Bagi
Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita
oleh darah-Nya, -dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan," (Wahyu 1:5b-6a)
Kalau
kita punya hati seperti Maria Magdalena, seberapa jahatnya pun hidup
kita, tapi kalau kita punya hati untuk datang kepada Yesus, darahNya
akan menyucikan kita. Dan kita akan jadi orang-orang pertama yang
dilawat Tuhan dan Tuhan berkenan menyatakan diriNya pada kita.
Untuk
itulah Yesus datang kedunia, mati, menebus orang yang paling berdosa
sekalipun. Itulah alasannya kenapa Yesus menemui Maria Magdalena.
Saya
membayangkan bagaimana Yesus bertemu Maria dan berkata: "Untuk
engkaulah Aku mati. Sekalipun dosamu, kejahatanmu sempurna, Aku
mengasihiMu sampai mati.
Ya,
saya percaya Tuhan akan melawat umatNya. Melawat orang-orang berdosa di
akhir zaman ini. Tuaian sudah matang. Tapi Tuhan cari orang-orang
seperti Maria Magdalena.
1. Mereka punya visi, impian, tujuan tulus hanya untuk melihat Yesus dimuliakan.
2. Mereka adalah orang-orang yang bayar harganya, memikul salibnya dan mengikut Yesus.
3. Mereka adalah orang-orang yang mempergunakan waktu yang ada dan peka mengambil setiap kesempatan yang Tuhan beri.
4.
Mereka adalah orang yang tidak takut berhadapan dengan kemustahilan.
Mereka akan buat musuh mati ketakutan dengan kuasa Allah.
5.
Mereka adalah orang-orang yang sadar darimana mereka diambil. Kita
kotor, tapi disucikan dengan darahNya. Semua karna anugrah jadi kita
tidak bisa memegahkan diri.
Orang-orang inilah yang akan menerobos kemustahilan, dan melihat lawatan Tuhan datang.
Biar
di momen Paskah ini roh kita dibangkitkan dan percaya bahwa: The
Stone's Been Rolled Away! Batu itu sudah digulingkan! Bukan kuat dan
gagah kita, tapi kar'na anugrahNya semata.
How great is our God!
Happy Passover!
Happy Passover!
Still in love ...
Jean O. Christensen
Komentar
Posting Komentar